Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Kisah Marinir, Punya Senjata Mematikan, Hanya Pakai Mulut Bisa Lumpuhkan Musuh Jarak Jauh

"Saya rela berjuang demi negara saya. Pun sampai titik darah saya," tambah mantan anggota Intai Amphibi itu.

Editor: Fistel Mukuan
Djoni Liem, Marinir Punya Semburan Maut, Modal Jarum hingga Silet Untuk Lumpuhkan Musuh, Ngeri(IST) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kisah Pahlawan di Indonesia menarik untuk diketahui.

Pahlawan ini tidak menggunakan pistol atau senjata laras panjang lengkap dengan peluru tajam.

Tetapi hanya dengan mulutnya.

Zaman perang dulu, mulut ternyata menjadi senjata paling mematikan tentara Indonesia saat melumpuhkan musuh.

Djoni Matius atau yang lebih tenar dipanggil Djoni Liem menjadi sangat dikenal karena menguasai teknik yang luar biasa.

Di usia yang sudah lanjut, ia memiliki kemampuan yang unik, sekaligus mematikan, yaitu menembak atau menyemburkan material dengan menggunakan mulut.

Pensiunan marinir ini memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.

"Saya rela berjuang demi negara saya. Pun sampai titik darah saya," tambah mantan anggota Intai Amphibi itu.

Djoni Liem, punya kemampuan unik.

Dia mampu menyerang lawan hanya berbekal jarum, paku, atau silet.

Serangan itu diklaim olehnya bisa dilakukan dari jarak 50 meter jauhnya.

Media Surya pernah diberi kesempatan melihat kemampuan hebat itu.

Ia tampil di jalan depan rumah yang sepi.

Djoni Liem - Kisah Djoni Liem, Marinir Punya Semburan Maut, Modal Jarum hingga Silet Untuk Lumpuhkan Musuh, Ngeri(IST)

Tangannya memegang sebuah jarum jahit.

Para pahlawan pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.
Para pahlawan pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. (http://www.indonesia-heritage.net)

Setelah dipotong sebagian, jarum itu kemudian ditaruh di lidah.

Ia kemudian meminta Surya memperhatikan batang pohon mangga yang lokasinya beberapa meter dari tempatnya berdiri.

Wajahnya tampak serius penuh konsentrasi di detik-detik sebelum ia "menyemburkan" jarum itu.

Setelahnya jarum disemburkan, ia mengajak untuk mendekat ke batang pohon.

Dan, ada sebuah jarum yang sudah dipotong menempel di sana.

Awal tahun lalu, ia juga mempraktikkan kemampuan itu di sebuah acara yang digelar Veteran di Surabaya.

Liem juga menunjukkan beberapa lembar foto lama yang dilaminating.

Liem muda terlihat mempraktikkan kemampuan uniknya itu di dekat para perwira TNI.

Selembar potongan koran bertulis ejaan lama juga menceritakan kisah Liem sebagai orang yang mampu melakukan semburan mulut berbisa.

"Saya belajar dari teman kakek saya saat masih berusia sekitar 8 tahun," terangnya.

Baca juga: Sosok Haedar Nashir, Salah Satu Calon Kuat Disebut Gantikan Mendikbud Nadim Makarim

Baca juga: 11 Saksi Dugaan Korupsi PT Asabri Diperiksa Kejagung, Ini Penjelasan Kapuspenkum

Ia belajar ilmu bela diri kepada orang itu hingga usia 15 tahun.

Djoni Liem memiliki pangkat Sersan Mayor KKO (Purn.).

Ia adalah seorang Purnawirawan TNI AL dengan darah Tionghoa.

Nama aslinya adalah Liem Wong Siu.

Ia menjadi keturunan Tionghoa pertama yang masuk satuan KKO AL (kini bernama Korps Marinir TNI AL) tahun 1957.

Ia terlibat dalam operasi militer dalam negeri maupun di luar negeri.

Beberapa operasi militer yang ia ikuti adalah penumpasan pemberontakan Operasi Dwikora Bersama Kapten KKO Winanto, PRRI/Permesta, DI/TII, G30S/PKI, RMS hingga Operasi Tempur di Aceh dan Operasi Seroja di Timor Timur.

Salah satu pengalamannya adalah ketika penugasan periode Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia.

Ia pernah ditawan dan disiksa oleh tentara musuh.

Baca juga: Tukang Ojek Tewas Ditembak, Peluru Tembus Kepala dan Dada, Teror KKB Papua Kembali Terjadi

Baca juga: BACAAN Dzikir Pagi dan Petang, Jika Anda Rutin Mengamalkan, Khasiat Tak Terduga Akan Anda Rasakan

Baca juga: BACAAN ALKITAB - Yesus Mengerti, Yesus Peduli

Beliau disebut pernah disidang sebanyak 42 kali, dan mengalami berbagai jenis interogasi dari pihak musuh.

Belum selesai, Djoni kemudian dituntut pasal 57 section 1 dalam berupa vonis hukum gantung dari Inggris.

Namun nasibnya terselamatkan karena pada 28 Mei 1966 diadakan konferensi di Bangkok, Thailand.

Konferensi tersebut mengumumkan perjanjian damai antara Indonesia dan Malaysia.

Akhirnya, Djoni dibebaskan dari penjara dan bisa pulang ke kampungnya di Surabaya sekaligus bertemu kembali dengan keluarganya.

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Kisah Djoni Liem, Marinir Punya Semburan Maut, Modal Jarum hingga Silet Untuk Lumpuhkan Musuh, Ngeri, https://medan.tribunnews.com/2021/04/15/kisah-djoni-liem-marinir-punya-semburan-maut-modal-jarum-hingga-silet-untuk-lumpuhkan-musuh-ngeri?page=all

Berita lain terkait News

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved