Paskah 2021
Yesus Disalib, Jalani Hukuman Paling Kejam dan Memalukan Demi Manusia, Ini Sejarah Penyaliban
Alkitab mencatat orang disalib adalah pemberontak, perampok dan kejahatan berat lainnya yang dihukum paling kejam dan hina.
Pada abad ke-4 SM, Alexander Agung mengadopsi metode ini dan membawanya ke Mediterania lalu berkembang ke Mesir, Suriah, Fenisia, dan Kartago (daerah di Afrika Utara).
Selama Perang Punisia (Romawi melawan Kartago), para tentara Romawi mempelajari teknik ini.
Bahkan, Romawi menerapkan bentuk eksekusi penyaliban selama lebih dari lima abad.
Menurut sejarawan, ke mana pun prajurit Romawi berada, mereka sering menerapkan eksekusi ini.
Tak tinggal diam, suku lokal yang berperang melawan Romawi juga membalas perlakuan para prajurit itu dengan cara yang sama.
Misalnya saja pada tahun 9 masehi, pemimpin Jerman Arminius menyalib banyak prajurit Romawi yang dikalahkan oleh Varus.
Kisah serupa kembali terjadi pada tahun 28 masehi, ketika suku Jerman menyalib para penagih pajak Romawi.
Sayangnya, hanya sedikit informasi tentang sejauh mana penyaliban dilakukan di Spanyol, Galia, Afrika Utara, dan Asia.
Selain bangsa Romawi, perkamen Qumran juga menjadi bukti adanya penyaliban bangsa Yahudi setelah abad ke-2 SM.
Perkamen tersebut menjadi bukti bahwa Hukum Yahudi pada masa itu menerima penyaliban sebagai salah satu metode eksekusi yang lebih tua dibanding hukuman rajam atau mencekik.
Di bawah pendudukan Romawi, bentuk hukuman ini menjadi hal biasa. Bahkan pada tahun 4 SM, bangsa Romawi talah menyalib 2.000 orang Yahudi.
Pada masa itu, penyaliban dipandang sebagai hukuman budak. Selain itu, hukuman ini juga sarat dengan muatan politik.
Selama abad pertama masehi, terjadi penyaliban besar-besaran yang diberikan pada kebanyakan orang Yahudi karena memberontak pada Roma.
Meski begitu, kebanyakan korban yang dihukum dengan penyaliban disebut dengan "perampok".
Prosedur penyaliban