BI Sulut
BI Sulut Dorong Direct Call ke Jepang, Keterisian Kargo Belum Maksimal, Pacu Konektivitas KTI
Bank Indonesia terus mendorong agar aktivitas direct call (ekspor langsung) ke Jepang bisa dimaksimalkan
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Bank Indonesia terus mendorong agar aktivitas direct call (ekspor langsung) ke Jepang bisa dimaksimalkan.
Kepala Perwakilan BI Sulut Arbonas Hutabarat mengatakan, keterisian kargo direct call Manado-Tokyo belum diutilisasi maksimal.
"Dari kapasitas kargo yang mencapai 35 ton, rata-rata keterisian kargo baru di angka 15,77 ton," ujar Arbonas
dalam FGD Peluang Ekspor Komoditas Perikanan dari Kawasan Timur Indonesia (KTI) ke Jepang yang berlangsung via Zoom Meeting, Kamis (25/03/2021).
Baca juga: Ciptakan Kawasan Aman Berlalu Lintas, Priscilla Tissy Atotoy Dukung Penerapan Tilang Elektronik
Baca juga: Wenny Lumentut Harapkan Tribun Manado Terus Menjadi Mata dan Telinga Mengawal Pemerintahan
Baca juga: Nazaruddin Berpeluang Posisi Bendahara Demokrat Kubu KLB, Target Moeldoko Pakai Semua Kader
Ekspor langsung ini membawa komoditas perikanan dan pertanian dari Sulut dan daerah sekitar seperti Malut, Maluku dan Gorontalo.
Di Sulut sendiri, direct call Manado-Tokyo telah menampung 44,92 persen ekspor Sulut ke Jepang yang dikirim melalui angkutan udara.
Arbonas bilang, melihat capaian selama ini, perlu didorong agar jalur interkoneksi dari Manado ke KTI bisa dimaksimalkan.
Baca juga: Video Kelucuan Pengantin Wanita saat Proses Salaman, Ketinggalan dan Kebingungan, Hanya Diam Berdiri
Baca juga: Fakta Kematian Ayu, Sekarat Dilindas Truk & Dibiarkan Mati, Pacar: Saya Tinggalkan Meski Masih Hidup
Baca juga: Demokrat Kubu KLB Yakin Akan Disahkan KemenkumHAM, Ungkap 14 Pasal di AD/ART Langgar UU Parpol
"Tidak bisa lagi bergantung hanya dari Sulut, Malut, Maluku dan Gorontalo. Ke depan bisa ambil komoditas dari Papua, Papua Barat dan Sulteng. Konektivitas udaranya ada," ujar Arbonas.
Menurutnya dia, selama ini jalur koneksi udara itu belum dimaksimalkan untuk meningkatkan ekspor ke Jepang.
Sejauh ini, ketersediaan penerbangan langsung dari dan ke Manado ke sejumlah provinsi di KTI,
yakni Manado-Gorontalo, Manado-Ternate, Manado-Sorong, Manado-Halmahera Utara (Kao) dan Manado-Timika.
Baca juga: Masa Depan Sulut di Tangan Politisi Milenial, Memanfaatkan Medsos, Out Of The Box, Pekerja Keras
Baca juga: OD-SK Dorong Ekspor Produk Perikanan dan Pertanian, Setelah Jepang, Lalu Singapura Lanjut Cina
Baca juga: Fakta Kematian Ayu, Sekarat Dilindas Truk & Dibiarkan Mati, Pacar: Saya Tinggalkan Meski Masih Hidup
Jam berangkat pesawat Garuda Indonesia pada pukul 23.30 Wita setiap hari Rabu justru merupakan kesempatan besar untuk meningkatkan volume ekspor.
"Komoditas perikanan dari daerah-daerah KTI itu bisa dikirim pagi hingga sore karena pesawatnya berangkat malam," ujarnya.
Keberadaan Bandara Sama Ratulangi yang menjadi hub di KTI sangat potensial karena memiliki jarak tempuh yang lebih singkat ke Jepang.
Baca juga: Kasus Perselingkuhan Bu Kades, Usir Suami saat Kepergok Chat Mesra hingga Digerebek Anak Sulung
Baca juga: Sentuhan Terbaru, Honda CRF250 Rally Kini Makin Tangguh
Baca juga: Kisah Murid Nikahi Gurunya yang Janda, Cinta Dipendam Bertahun-tahun: Saya Tak Ingin Lagi Dia Hilang
Di sisi lain, Arbonas bilang, terbuka potensi pengembangan ekspor komoditas lain di luar perikanan.