Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News Analysis

Pengamat Politik: Tidak Ada Kader yang Mumpuni Jadi Penyebab Menurunya Kejayaan Partai Golkar Sulut

Partai Golkar (PG) di Sulut sebenarnya adalah salah satu partai politik (parpol) yang dapat dikatakan mempunyai banyak "stock" kader berkualitas.

Penulis: Mejer Lumantow | Editor: Rizali Posumah
Dewangga Tribun Manado
Taufik Tumbelaka. 

Manado TRIBUNMANADO.CO.ID - Adanya masalah internal di Partai Golkar Sulut yang membuat munculnya beberapa kader partai ingin 'mengkudeta' Ketua DPD I Golkar Christiany Eugenia Paruntu (CEP) dari kursi kepemimpinan partai memicu berbagai tanggapan masyarakat.   

Pengamat Politik Sulut TaufiK Tumbelaka menilai, Partai Golkar (PG) di Sulut sebenarnya adalah salah satu partai politik (parpol) yang dapat dikatakan mempunyai banyak "stock" kader berkualitas. 

Kader potensial PG Sulut jika akan dibandingkan maka hanya PDI Perjuangan Sulut yang dapat menyaingi, hal ini dikarenakan dalam perjalanannya di Sulut PG selalu menonjol bahkan sejak masih bernama Golkar. 

"Terjadinya 'seleksi alam' akibat dinamika dan konstelasi politik di Sulut otomatis menciptakan kader dengan kualitas tidak biasa," kata Tumbelaka kepada Tribun Manado.

Namun persoalan setelah bermunculan banyak kader berkualitas mumpuni, PG Sulut menghadapi masalah rumit, yaitu gagal muncul seorang figur pemersatu.

"Jika di PDI Perjuangan yang disesaki kader-kader berkualitas namun ada sosok Olly Dondokambey (OD) yang menjadi semacam "Patron" dari PDI Perjuangan, maka di PG Sulut tidak ada figur seperti OD," jelas Tumbelaka.

Akibatnya terjadi pertentangan antar faksi dan muncul dinamika yang kelewat batas dengan muara soliditas menjauh dari harapan.

Dinamika PG Sulut bukan baru kali ini saja di masa kepemimpinan Christiany E Paruntu (CEP), tapi masa sebelumnya telah terjadi dan bahkan sampai menyebabkan sejumlah kader hengkang atau berpindah parpol dimana hal ini semakin melemahkan kedigjayaan PG Sulut. 

"Dapat terlihat beberapa kader handal PG Sulut yang secara langsung atau tidak langsung berhasil mentas di parpol lain setidaknya di level DPRD Sulut adalah politisi kawakan Victor Mailangkay, Hangky A Gerungan yang berhasil "menitipkan" sang anak Melissa, Elly E Lasut yang "menitipkan sang adik ipar, Serly Tjangkulung dan kader potensial dari Minahasa, Novita Rewah," sebut Tumbelaka.

Menurutnya, Pertentangan antar faksi dalam PG Sulut yang dirasakan berakibat dalam Pilkada di Sulut 2020 memang sangat mempengaruhi hasil Pilkada. 

Sejumlah kandidat yang diusung PG di Sulut nampak tidak dapat bertarung maksimal dikarenakan dukungan tidak "bulat utuh", tapi bulat lonjong.

Ini terlihat misalkan saat Ketua DPD I PG Sulut, CEP, dipercaya bertarung dalam Pilkada Gubernur Sulut, nampak jelas sejumlah kader senior memilih tidak mendukung bahkan malah mendukung calon dari kubu lawan.

"Ini jelas sangat menguntungkan calon dari  parpol lain. Dan hasilnya terlihat jelas. PG Sulut gagal menggapai hasil maksimal," ujarnya.

Kedepan akan dilihat, jika masalah pertentangan antar faksi dalam PG Sulut gagal diatasi, maka akan terus terjadi dinamika tidak normal yang menggembirakan parpol laim dan muaranya adalah menguntungkan lawan politik. 

Untuk menyelesaikan itu semua cuma ada 1 cara yaitu muncul kesadaran bersama akan akibat kerugian yamg akan terus terjadi dan menemukan titik tengah kompromi. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved