Berita Talaud
Kisah Warga di Pulau Terluar, Sinyal Datang dan Pergi di Pulau Miangas
Tiang pos AL tersebut jadi penghubung warga Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara, dengan dunia luar
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: David_Kusuma
"Biasanya saya katakan apa kabar," kata dia.
Petrus berhasrat agar ada jaringan internet di Miangas agar supaya ia bisa terus bertemu dengan temannya di dunia maya.
Baca juga: Gubernur Sulut Persiapan Cari Sekprov Pengganti Edwin Silangen
Baca juga: Diduga Gelapkan Handphone Milik Pelanggan, Tukang Servis HP Diamankan Tim Totosik
Baca juga: Cerita Mistis Pedagang Lewat di Parkiran Mobil Kecelakaan Bertemu Penampakan: Saya Terduduk Tak Kuat
Ia bercita-cita bertemu temannya itu. Seorang remaja lain mengaku baru belajar berinternet.
Ia diajari oleh seorang pamannya yang merupakan guru di Melonguane.
Dia pun dibimbing sejumlah temannya yang lebih dulu tahu.
"Saya baru belajar, kata teman-teman asyik," kata dia.
Baca juga: Masih Ingat Fredrich Yunadi? Pengacara Setya Novanto Ditangkap KPK, Divonis 7 Tahun Penjara
Baca juga: AHY Digugat Total Rp 60,8 Miliar oleh Jhoni Allen dan Yulius Dagilaha, Imbas Pecat Kader Demokrat
Masalah lainnya di pulau itu adalah lemahnya sinyal telepon. Rebutan sinyal pun terjadi karena hanya ada kuota sepuluh penelepon dalam suatu kesempatan.
Saat terhubung pun, tak mulus. "Sering putus-putus lalu mati sendiri," kata Edwin, seorang warga.
Setali tiga uang dengan menerima panggilan, sebut dia, rebutan sinyal juga terjadi antara warga yang menelepon ke pulau Miangas.
Buruknya komunikasi membuat hubungan antara warga Miangas di perantauan dan kepulauan putus.
Baca juga: 5 Populer Kemarin, dari Tsunami Tadi Malam, Ashanty Menangis, hingga Kisah Stephen Tong
Mereka tak bisa berkomunikasi lewat ponsel, apalagi internet.
"Ada keluarga di sini yang sudah bertahun-tahun tidak berhubungan dengan sanaknya yang di perantauan sampai sudah saling lupa," kata dia.
Sarana informasi juga sama buruknya.
Warga Miangas yang lebih akrab dengan radio tak pernah mendengar siaran radio dari Indonesia. Warga justru sering mendengar siaran radio dari Filipina.
Tak heran, sejumlah warga lebih akrab dengan lagu kebangsaan Filipina, Lupang Hinirang daripada Indonesia Raya.