Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ingat Adian Napitupulu? Aktifis 1998 yang Jatuhkan Rezim Soeharto, Pernah Tolak Tawaran Menteri

Adian Napitupulu adalah seorang tokoh Forum Kota (FORKOT), salah satu gerakan mahasiswa garis keras yang ikut menjatuhkan rezim Soeharto.

Editor: Rhendi Umar
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Ketua Dewan Pembina organisasi Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Adian Napitupulu bersama anggota Pospera lainnya menggelar jumpa pers terkait keterangan para mantan teman ahok, di Jakarta, Sabtu (25/6/2016). Adian membantah bahwa Pospera yang mendalangi pengakuan relawan mantan ahok tentang dugaan kecurangan pada pengumpulan KTP untuk Ahok. 

Adian Napitupulu adalah seorang tokoh Forum Kota (FORKOT), salah satu gerakan mahasiswa 'garis keras' yang ikut menjatuhkan rezim Soeharto.

Adian menjadi angggota aksi pergolakan reformasi 1998 di masa akan jatuhnya Soeharto.

Tergabung dalam FORKOT, Adian adalah aktor penggagas pendudukan Gedung MPR/DPR yang membuat jatuhnya Soeharto pada 1998.

Melihat fakta rekan-rekan sesama aktivis yang masih hilang hingga kini, tidak heran sosok Adian menjadi anti-Prabowo.

Menurut Adian, Mantan Danjen Kopassus, Letjen (Purn) Prabowo Subianto ikut bertanggung jawab atas penculikan aktivis 1997-1998.

Setelah Prabowo Suianto dipecat dari dinas militer saat menjabat Pangkostrad.

Adian Napitupulu meminta Pemerintah melalui Kementrian ESDM konsisten untuk mencari solusi sesuai dengan kalkulasi yang dipaparkan pemerintah terkait situasi ekonomi saat ini.

Hal tersebut disampaikan Adian karena dalam nota keuangan yang disampaikan pemerintah tertulis subsidi Gas 3 Kg sejumlah 7 juta metrik ton atau sama dengan anggaran 2020.

Menurut Adian, subsidi 7 juta metrik ton tersebut merupakan bentuk pemerintah tidak konsisten dengan kalkulasi pemerintah yang menyatakan bahwa di tahun 2021 diperkirakan sebagai akibat Covid 19 kemiskinan bisa meningkat di atas 9%.

Jika pemerintah konsisten maka harusnya subsidi gas 3 kg di naikan menjadi 7,8 juta metrix ton bahkan idealnya 8,2 juta metrik ton.

Adian juga memaparkan kalkulasi pemerintah terkait jumlah PHK yang sudah terjadi yaitu sebesar 3,5 juta sementara menurut KADIN, PHK sudah sekitar 6,5 juta orang sedangkan hasil survey jumlah PHK mencapai angka 29 juta orang.

Adian Napitupulu - TKN Jokowi-Maruf
Adian Napitupulu - TKN Jokowi-Maruf (tribunnews.com)

Kalau berdasarkan kalkulasi tersebut maka menurut Adian tidak logis jika subsidi Gas Elpiji tetap menggunakan perhitungan yang sama sebelum adanyanya wabah Covid 19 dan resesi ekonomi.

Adian menyatakan bahwa apa yang di sampaikan oleh komisi 7 untuk menaikan subsidi gas 3 kg menjadi 7,5 metrik ton merupakan aspirasi yang di dapat dari masyarakat di dapil masing masing tentang minimnya gas subsidi dan juga sudah sesuai dengan perhitungan pemerintah terkait meningkat nya jumlah kemiskinan.

Menurut Adian idealnya kenaikan subsidi tersebut linear dengan kenaikan jumlah kemiskinan yaitu dikisaran 9,8% hingga 11% atau 12%.

Adian menyebutkan bahwa konsumen gas elpiji 3 kg dominan di gunakan oleh masyarakat miskin dan UMKM sehingga jika pemerintah ingin menyelamatkan UMKM dan Rakyat miskin maka tidak cukup hanya memberikan subsidi gaji Rp 600.000 dan BLT bagi UMKM sebesar 2,4 juta tetapi juga meningkatkan subsidi gas 3 kg yang merupakan faktor produksi penting untuk UMKM.

Kesimpulan rapat komisi 7 di tutup dengan kesepakatan antara menteri ESDM dan komisi 7 untuk menambah subsidi gas 3 kg dari 7 juta metrix ton menjadi 7,5 juta metrik ton dengan catatan jika ada pembahasan APBNP maka di APBNP subsidi ditingkatkan lagi menjadi 7,8 juta metrik ton.

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:

Berita Lainnya Adian Napitulu

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved