Pedagang Bergantung Pasokan dari Gorontalo, Harga Cabai Bertahan Rp 90 Ribu per Kilogram

Menurut sejumlah pedagang, mereka harus keluar anggaran belanja lebih karena kenaikan harga cabai

"Waktu harga cabai murah, uang Rp 50 ribu sudah dapat dua kilogram.

Sekarang harus mengeluarkan uang Rp 180 ribu untuk jumlah yang sama," aku Olin Poli, pedagang makanan di kawasan Kantor Bupati Minsel.

Baca juga: Perlakuan Gibran Rakabuming Terhadap 65 PSK yang Terkangkap, Warga Apresiasi

Baca juga: Kubu Demokrat Moeldoko Sulut Incar Kader Kosen, Kami Yakin, Hati Ketua DPC Memihak Kami

Untuk menyiasati agar belanja bahan tidak naik terlalu tinggi, jumlah cabai yang dipakai untuk memasak lauk dikurangi.

"Saya harus kurangi jumlah cabai pada bahan makanan agar keuntungan penjualan saya tidak tersedot untuk pembelian cabai," ungkap Olin.

Informasi dari pedagang eceran di Pasar Amurang dan Tumpaan, sebagian besar pasokan cabai di Pasar Amurang berasal dari Provinsi Gorontalo.

"Katanya sih dari Gorontalo. Memang, sejak dulu kami membeli cabai yang dipasok dari Gorontalo," aku Mahmud, pedagang Pasar Tumpaan.

Memang, kata dia, pernah ada pemasok dari wilayah Amurang. Hanya saja, produksi cabai lokal Kabupaten Minsel sangat kecil.

Baca juga: BACAAN ALKITAB Mempelai Laki-laki Memuji Mempelai Perempuan: Cantik Engkau Manisku

"Kami kan bisnis. Jika tidak ada pasokan dari dalam daerah, kami harus memesannya dari Gorontalo," papar Mahmud.

Naiknya harga cabai, juga berpengaruh pada penjualan.

"Penjualan pasti turun jauh. Keuntungannya pun turun jauh. Sebab, saat harga cabai naik, daya beli konsumen menurun.

Ada yang beli cabai seharga 20 ribu, itu berarti hanya mendapatkan seperempat liter," pungkas pria berambut keriting itu.(rul)

Baca juga: Masih Ingat Nina Zatulini?Tak Nampak Lagi di Layar Kaca, Ternyata Begini Perlakuan Suaminya

YOUTUBE TRIBUN MANADO:

BERITA LAINNYA TERKAIT MINSEL