Torang Kanal
Anugrah Begie Chandra Gobel, Dari Meja Redaksi Hingga Kursi DPRD Kotamobagu
Pria kelahiran 5 Juli 1973 ini merupakan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotamobagu yang terlah terpilih selama dua periode
Penulis: Theza Gobel | Editor: David_Kusuma
Laporan Kontributor Tribun Manado Theza Gobel
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Anugrah Begie Chandra Gobel nama lengkapnya. Akrab disapa Egi, Begos, atau bahkan hanya Gi saja.
Pria kelahiran 5 Juli 1973 ini merupakan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotamobagu yang terlah terpilih selama dua periode.
Kini ia dipercayakan sebagai Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Kotamobagu.
Baca juga: Terkait Siswa yang Nongkrong di Jam Sekolah, Wenny Lumentut Peringatkan Dikbud Tomohon
Baca juga: Pemkab Bolmong Siap Hadapi Audit Rinci dari BPK Selama 40 Hari ke Depan
Baca juga: Masih Ingat Bambang Widjojanto Pengacara yang Gugat Jokowi-Maruf di Pilpres? Kini Disewa Kubu AHY
Sudah banyak yang tahu bahwa Egi adalah seorang jebolan dunia jurnalistik.
Dirinya pertama kali terjun sebagai calon reporter yaitu di tahun 1998, di Tabloid Kabar Manado.
Kemudian dilanjutkan sebagai kontributor di Koran Detak Jakarta, dan terakhir sebagai Redaktur Pelaksana sekaligus Editor di Harian Gorontalo.
Baca juga: Khusus Tangani Covid-19, Pemkot Tomohon Refocusing Anggaran Hingga 62,5 Miliar
Baca juga: Tidak Lolos di Liga Champions, Cristiano Ronaldo Dikabarkan Akan Dijual Juventus
“Tahun 1998 itu saya memutuskan untuk bergabung ke Tabloid Kabar Manado. Saat itu adalah dimulainya era reformasi.
Sebelum muncul gerakan reformasi, muncul tokoh-tokoh kritis seperti Amien Rais, Goenawan Mohammad, Adnan Buyung Nasution.
Pendapat mereka tak akan diikuti masyarakat kalau tidak ada peran media massa.
Baca juga: Peringatan Dini Sabtu 13 Maret 2021, Besok Sejumlah Daerah Waspada Cuaca Ekstrem, Ini Rincian BMKG
Baca juga: Ingat Zuraida Hanum? Istri yang Nekat Bunuh Suaminya yang Seorang Hakim, Hak Asuh Anak Pupus
Kendatipun sebagian besar media dikontrol pemerintah rezim Orba (Orde Baru)
dan selalu dalam ancaman bredel,
namun ada sedikit media yang berani menurunkan komentar tokoh-tokoh kritis,” kenang Egi ketika ditanya mengenai alasan dirinya terjun ke dunia jurnalistik.
Baca juga: DPD dan DPC Demokrat se Sulut Kompak Temui Kemenkumham
Baca juga: Gerakan Muda Lasut Bagikan 1000 Hand Sanitizer dan 2 ribu Masker di Kota Tomohon
Bukan hanya itu. Kecintaan pria ramah ini terhadap perkembangan olahraga khususnya sepakbola membuatnya selalu 'melahap' berita-berita tentang sepakbola.
Hal tersebut membuatnya tertantang.
“Saya pikir, kalau selama ini selalu jadi pembaca setia,
kenapa tidak giliran saya yang menulis dan saya yakin tulisan saya pasti lebih bagus.
Itulah yang mendasari akhirnya saya terjun ke dunia jurnalistik.
Apalagi, dua tahun sebelum ke masuk dunia jurnalistik, semua tulisan opini saya,
baik politik maupun olahraga pasti dimuat media massa saat saya kirimkan.
Baca juga: Kandas di Liga Champions, Skuat Juventus Dipermak, 3 Pemain Masuk Proyek, Ronaldo Diujung Tanduk
Baca juga: Kisah Calon Pengantin Tewas Dalam Kecelakaan Bus, Ibunda Menangis, Sempat Larang Ikut Ziarah
Artinya, nama saya di media sudah beberapa kali tercetak dan saya ingin nama saya lebih sering muncul.
Caranya adalah menjadi jurnalis media,” jelasnya lalu menyesap kopi dari cangkir yang dipegangnya.
Disinggung mengenai sosok yang ia jadikan sebagai patron, dirinya terang-terangan tak hanya menjadikan satu atau dua orang sebagai patron.
Dan nama yang disebutkannya bukanlah nama main-main.
Baca juga: VIRAL Pak Eko Diamuk Massa Perangkat Desa Usai Posting Jalan Rusak di Facebook: Jangan Nantang Kamu
“Patron saya tidak hanya satu orang. Nabi Muhammad SAW, kedua orangtua saya, Amien Rais, Goenawan Mohammad, Jimly Asshidiqqie, Katamsi Ginano, Suhendro Boroma.
Kenapa? Karena masing-masing dari mereka memiliki keteladanan, sifat dan perilaku, kompetensi dan hal-hal poisitif yang bisa saya contohi,” kata Begie.
Kemudian penulis dan Egi membahas perihal “hijrahnya” Egi “Sang Jurnalis” menjadi Egi “Sang Politisi”.
“Saat saya jadi jurnalis, ibu saya adalah politikus. Sebagai orang yang gemar membaca, saya tahu bahwa jurnalistik adalah pilar keempat demokrasi.
Baca juga: Peringatan Dini Sabtu 13 Maret 2021, Besok Sejumlah Daerah Waspada Cuaca Ekstrem, Ini Rincian BMKG
Namun pada akhirnya saya memutuskan 'banting setir' ke dunia politik karena berpikir saya harus masuk ke 'core' sistem, yakni politikus.
Karena bisa langsung mendeskan kepentingan luas. Jurnalistik jelas punya peran. Namun, setidaknya pendapat pribadi saya, kerapkali kurang 'powerful',” kata Egi.
Dia berkata memang yang lebih powerful adalah dunia politik. Tantangannya adalah dunia jurnalistik mengedepankan keberimbangan.
Sementara dunia politik mengedepankan kepentingan, khususnya kepentingan kelompok.
“Namun saya melihat, ada kepentingan mulia yang bisa 'ditunggangi' lewat politik, yakni kepentingan rakyat.
Tentu ada caranya ada strategi. Dan ada taktik. Itulah tantangannya,” katanya sembari tersenyum ramah.
Begie menambahkan, tantangan kerja selalu ada dalam segala bidang.
Dan dirinya merasakan hal tersebut dengan jelas, sebab tantangan kerja dan sensasi dari dua bidang yang ia geluti jelas berbeda.
“Harus saya jawab memang berbeda. Soal suka duka kedua dunia, saya rasa akan panjang sekali saya menjawab.
Tapi begini saja, saya jawab dengan jawaban lain, bahwa pengalaman di dunia jurnalistik amat membantu tatkala sudah terjun ke politik.
Kebiasaan mencatat, memverifikasi informasi, dan berita yang berorientasi pada kepentingan publik/rakyat itu terbawa saat sudah menjadi politikus.
Kebiasaan turun meliput ikut terbawa ke kebiasaan turun langsung bertemu 'Face to Face' dan melihat obrolan langsung di lapangan,” jelasnya di akhir pertemuan bersama penulis.
Hingga kini Egi masih sering menulis dan “melemparkan” tulisannya ke media online yang bersedia untuk memuat karyanya.
“Masih sering menulis, sudah jadi semacam kebiasaan. Bahkan ketika ‘hearing’ atau rapat apapun itu, memo saya sampai penuh dengan catatan.
Biasanya hanya dalam bentuk steno, jadi kalau ada yang lihat, biasanya mereka bingung,” kekehnya.
Baca juga: VIRAL Pak Eko Diamuk Massa Perangkat Desa Usai Posting Jalan Rusak di Facebook: Jangan Nantang Kamu
YOUTUBE TRIBUN MANADO: