Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gejolak di Partai Demokrat

Moeldoko Ketum Demokrat, Jokowi Jadi Sasaran Tembak, Mahfud: Terserah Pak Presiden

  Dualisme kepemimpinan di Partai Demokrat ikut membela partai ini hingga tingkat bawah. Kondisi ini mengingatkan publik hal

Editor: Aswin_Lumintang
TribunSolo.com/Adi Surya
Massa kader Partai Demokrat se - Solo Raya bentangkan spanduk setua kepada Agus Harimurti Yudhoyono di Jalan Adi Sucipto, Rabu (10/3/2021). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA -  Dualisme kepemimpinan di Partai Demokrat ikut membela partai ini hingga tingkat bawah. Kondisi ini mengingatkan publik hal yang terjadi pada Partai Demokrat. 

Pengamat politik President University, Muhammad AS Hikam, menilai posisi Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat dan Kepala Staf Kepresidenan, mempersulit Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal ini disampaikan Hikam dalam acara Mata Najwa yang videonya diunggah di YouTube Najwa Shihab pada Kamis (11/3/2021).

Sekretaris DPC Partai Demokrat Argo Sumaiku
Sekretaris DPC Partai Demokrat Argo Sumaiku (Tribun manado / Siti Nurjanah)

Anggapan Hikam ini disampaikan saat awalnya ia ditanya soal sikap Jokowi yang terkesan diam atas terlibatnya Moeldoko dalam kudeta Partai Demokrat.

Hikam mengatakan sikap diam Jokowi bisa diartikan berbagai hal.

"Kalau saya melihat ada beberapa cara menginterpretasi ya diamnya Pak Jokowi ini."

"Diam karena memang tidak ingin disebut sebagai intervensi atau diam karena memang internal di dalam Istana juga terjadi pergesekan."

"Atau yang ketiga, diam karena memang tidak tahu, bagaimana yang harus dilakukan didalam soal ini," beber Hikam.

Ia menambahkan, posisi Moeldoko yang saat ini merupakan bagian dari pemerintahan, membuat Jokowi sulit untuk tidak menciptakan reaksi publik bahwa dirinya tak tahu-menahu.

"Bagaimanapun yang namanya KSP Moeldoko itu adalah bagian dari Istana, bagian dari pemerintahan."

"Jadi susah sekali untuk tidak menciptakan satu reaksi publik yang nomor tiga tadi itu, seolah-olah Pak Jokowi tidak berdaya atau tidak tahu bagaimana harus menyikapi ini," terangnya.

Saat ditanya Najwa Shihab soal desakan sejumlah pihak yang meminta Moeldoko mundur dari jabatannya sebagai KSP, Hikam tak menjelaskan secara gamblang.

Namun, Hikam menilai posisi Moeldoko saat ini mempersulit Jokowi.

"Either way, tapi yang jelas posisi Pak Moeldoko yang masih tetap menjadi bagian dari Istana itu mempersulit Pak Jokowi," tegasnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai seharusnya Jokowi mengevaluasi Moeldoko terkait aksi politik yang dilakukan oleh anak buahnya tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved