Berita Minsel
Kawasan Wisata Bukit Sasayaban di Minahasa Selatan bak Lokasi Uji Nyali
Kawasan agrowisata di Bukit Sasayaban, bak sarang hantu.Bangunan besar di puncak bukit itu hancur, pekarangannya pun ditumbuhi alang-alang tinggi.
Penulis: Rul Mantik | Editor: David_Kusuma
Padahal, sebelumnya, kawasan ini selalu dipenuhi pengunjung yang didominasi kalangan milenial.
Baca juga: Gubernur Olly Dondokambey Dampingi Menkes RI Tinjau Vaksinasi Covid-19 Lansia di Kantor PGI
Baca juga: Sulut Kirim 356 Ton Produk Perikanan dan Pertanian ke Jepang
"Sudah setahun lebih Bukit Sasayaban sepi. Kalau biasanya banyak orang yang datang ke Sasayaban, kini sudah sepi," kata Meyvo Rumengan, warga Buyungon yang rumahnya berdekatan dengan Bukit Sasayaban.
Dia menduga, ada beberapa faktor yang membuat Bukit Sasayaban jadi sepi.
"Pertama adalah faktor pandemi Covid-19. Saat pandemi, warga dari luar Amurang tak ada lagi yang berani datang. Tapi, warga Amurang cukup banyak yang datang, apalagi di pagi dan sore hari," papar Meyvo.
Sedangkan, faktor kedua adalah ketiadaan pengelola.
Baca juga: Daftar Harga HP Oppo Terbaru Awal Bulan Maret 2021, Oppo Reno5 hingga Oppo A53
Baca juga: Sebaiknya Jangan Bersihkan Barang-barang Ini Dengan Air, Begini Akibatnya Jika Memaksakan
"Bagaimana kawasan wisata akan terpelihara jika tidak ada pengelola. Karena dibiarkan, rumput liar tumbuh sesukanya, bangunannya pun runtuh. Setelah jadi hutan, tak ada lagi yang mau ke Bukit Sasayaban," terangnya.
Dia berharap, pemerintahan yang baru dapat memperhatikan lokasi wisata itu, agar pariwisata di Minsel kembali hidup.
"Saya percaya, pemerintahan yang baru di bawah kepemimpinan Bupati pak Franky Wongkar dan Wakil Bupati pak Petra Rembang, kawasan wisata Bukit Sasayaban akan kembali hidup," harap Meyvo.(rul)
Baca juga: POPULER: Kecelakaan Maut Ibu dan 2 Anaknya Tewas Terlindas Truk | Gempa Dahsyat Warga Berhamburan
Baca juga: Sandiaga Uno Optimistis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bangkit, Sebut 55 Juta Warga Sangat Mampu
YOUTUBE TRIBUN MANADO: