Kawasan Wisata Bukit Sasayaban di Minahasa Selatan bak Lokasi Uji Nyali

Laporan Tribunmanado.co.id, Rul Mantik

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Kawasan agrowisata di Bukit Sasayaban, bak sarang hantu.

Bangunan besar di puncak bukit itu hancur, pekarangannya pun ditumbuhi alang-alang tinggi.

Tak ada lagi kesan bahwa Sasayaban yang terletak di Kelurahan Buyungon, Kecamatan Amurang, Kabupaten Minsel itu adalah tempat wisata.

Baca juga: Wisata Tersembunyi, Air Terjun di Hutan Desa Busato, Masih Alami dan Belum Tersentuh

Baca juga: Gubernur Olly Dondokambey Optimistis KEK Likupang Sukses Datangkan Wisatawan

Baca juga: Sosok Artis yang Pernah Hina Dede Sunandar, Sule Kaget Tak Sangka Idolanya

Dulunya, pendopo yang dibangun dengan anggaran miliaran rupiah itu adalah tempat berteduh pengunjung.

Dari pendopo itu, pengunjung dapat melihat pemandangan Kota Amurang dan indahnya Teluk Amurang.

Kini, pendopo itu tak lagi beratap.

Lantainya sudah ditumbuhi rumput liar, dindingnya pun penuh coretan cat piloks.

Tak kalah memiriskan, ribuan pohon buah-buahan yang pernah ditanam di lokasi itu, lenyap.

Penanaman pohon di masa pemerintahan Bupati Minsel, Christiany Paruntu itu, bertujuan untuk menciptakan agrowisata di Bukit Sasayaban.

"Kita akan buat kawasan ini menjadi kawasan agrowisata. Oleh sebab itu banyak pohon buah-buahan yang kita tanam," kata Paruntu, saat penanaman bibit pohon sekira Tahun 2016 silam.

Baca juga: Iskandar Kamaru-Deddy Abdul Hamid Lakukan Kunker Perdana ke Kecamatan Helumo

Baca juga: 3 Hal Penting Yang Harus Diperhatikan Saat Akan Memindahkan Kulkas, Kosongkan Kulkasmu

Baca juga: Cristiano Ronaldo Jadi Benalu di Juventus, Hanya 1 Gol Tendangan Bebas

Informasi dari warga sekitar, hilangnya ribuan pohon yang ditanam di kawasan itu akibat kebakaran besar, tak lama setelah pohon-pohon itu ditanam.

"Memang pernah terjadi kebakaran besar di lokasi wisata Sasayaban.

Kemungkinan besar itu yang menyebabkan hilangnya pohon buah-buahan yang ditanam," aku Petrus Ulaan, Lurah Kelurahan Buyungon, Kamis (4/3/2021).

Karena tak lagi terurus, kawasan wisata Bukit Sasayaban tak lagi jadi primadona wisatawan lokal.

Padahal, sebelumnya, kawasan ini selalu dipenuhi pengunjung yang didominasi kalangan milenial.

Baca juga: Gubernur Olly Dondokambey Dampingi Menkes RI Tinjau Vaksinasi Covid-19 Lansia di Kantor PGI

Baca juga: Sulut Kirim 356 Ton Produk Perikanan dan Pertanian ke Jepang

"Sudah setahun lebih Bukit Sasayaban sepi. Kalau biasanya banyak orang yang datang ke Sasayaban, kini sudah sepi," kata Meyvo Rumengan, warga Buyungon yang rumahnya berdekatan dengan Bukit Sasayaban.

Dia menduga, ada beberapa faktor yang membuat Bukit Sasayaban jadi sepi.

"Pertama adalah faktor pandemi Covid-19. Saat pandemi, warga dari luar Amurang tak ada lagi yang berani datang. Tapi, warga Amurang cukup banyak yang datang, apalagi di pagi dan sore hari," papar Meyvo.

Sedangkan, faktor kedua adalah ketiadaan pengelola.

Baca juga: Daftar Harga HP Oppo Terbaru Awal Bulan Maret 2021, Oppo Reno5 hingga Oppo A53

Baca juga: Sebaiknya Jangan Bersihkan Barang-barang Ini Dengan Air, Begini Akibatnya Jika Memaksakan

"Bagaimana kawasan wisata akan terpelihara jika tidak ada pengelola. Karena dibiarkan, rumput liar tumbuh sesukanya, bangunannya pun runtuh. Setelah jadi hutan, tak ada lagi yang mau ke Bukit Sasayaban," terangnya.

Dia berharap, pemerintahan yang baru dapat memperhatikan lokasi wisata itu, agar pariwisata di Minsel kembali hidup.

"Saya percaya, pemerintahan yang baru di bawah kepemimpinan Bupati pak Franky Wongkar dan Wakil Bupati pak Petra Rembang, kawasan wisata Bukit Sasayaban akan kembali hidup," harap Meyvo.(rul)

Baca juga: POPULER: Kecelakaan Maut Ibu dan 2 Anaknya Tewas Terlindas Truk | Gempa Dahsyat Warga Berhamburan

Baca juga: Sandiaga Uno Optimistis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bangkit, Sebut 55 Juta Warga Sangat Mampu

YOUTUBE TRIBUN MANADO: