Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Krisis di Myanmar

Foto Miris Seorang Suster Katolik Berlutut Sambil Menangis di Depan Militer, Ini Permohonannya

Sambil menangis dan berlutut, suster Ann Nu Thawng rupanya memohon kepada polisi untuk berhenti menangkap para pengunjuk rasa.

Editor: Alpen Martinus
Istimewa/TWITTER @CardinalMaungBo
Kolase foto suster Ann Nu Thawng di Myanmar yang memohon agar polisi berhenti menangkapi demonstran. 

TRIBUNMANADO.CO.ID,NAYPYIDAW – Demonstrasi protes kudeta militer di Myanmar seakan tak pernah berakhir, sudah banyak korban yang jatuh.

Junta militer pun sudah tak segan lagi menggunakan kekerasan dan peluru tajam untuk menjatuhkan para demonstran.

Mereka juga sudah banyak menangkapi para demonstran.

Baru-baru ini, tersebar foto seorang suster yang berlutut di depan sebarisan polisi di Myanmar viral di Twitter.

Foto tersebut dibagikan oleh Uskup Agung Katolik Roma di Yangon,

Myanmar, Kardinal Charles Maung Bo, melalui akun Twitter-nya.

Baca juga: Gaya Seragam Gibran Pertama Masuk Kantor, Pakai Celana Model Baggy Pants 

Maung Bo mengunggah sejumlah foto mengenai kejadian tersebut di akun Twitter-nya pada Minggu (28/2/2021).

Dalam unggahan tersebut, Maung Bo menyebut bahwa suster yang berlutut

di depan sebarisan polisi tersebut bernama suster Ann Nu Thawng.

Sambil menangis dan berlutut, suster Ann Nu Thawng rupanya memohon kepada polisi untuk berhenti menangkap para pengunjuk rasa.

Berkat aksi Ann Nu Thawng tersebut, Maung Bo mengatakan bahwa sekitar 100 pengunjuk rasa tidak jadi ditangkap polisi.

“Hari ini (Minggu), kerusuhan parah melanda seluruh negeri. 

Baca juga: Siswi SMA ini Tewas Usai Serempet Motor dan Tabrak Dua Mobil, Kecelakaan di Blitar

Polisi menangkap, memukuli, dan bahkan menembaki rakyat,” tulis Maung Bo.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Minggu dianggap sebagai hari paling berdarah

dalam serentetan aksi protes menentang kudeta militer 1 Februari yang menggulingkan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi.

Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB) melaporkan,

sedikitnya 18 orang tewas dan 30 lainnya terluka dalam aksi demonstrasi di Myanmar pada Minggu.

Aksi demonstrasi menolak kudeta militer pada Minggu tersebut dilaporkan berubah menjadi kerusuhan.

Junta militer mengatakan, seorang polisi juga tewas dalam kerusuhan sebagaimana dilansir Reuters.

Dunia internasional juga mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan

polisi Myanmar untuk membubarkan aksi protes pada Minggu.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, melalui Juru Bicara PBB Stephane Dujarric pada Minggu,

mengecam tindakan junta militer sebagaimana dilansir Al Jazeera.

"Penggunaan kekuatan mematikan terhadap pengunjuk rasa damai dan penangkapan sewenang-wenang

tidak dapat diterima," kata Dujarric.

Baca juga: Puluhan Orang Ini Hidup Dengan Satu Ginjal, Ternyata Sudah Dijual Rp 50 Juta, Ini Alasannya

Selain itu, Kepala Diplomatik Uni Eropa Josep Borrell mengutuk tindakan

keras yang diterapkan junta militer Myanmar terhadap demonstran sebagaimana dilansir AFP.

Selain itu, Borrel mengonfirmasi bahwa blok tersebut akan memberikan sanksi

terhadap junta militer Myanmar sebagai balasan atas tindakan keras mereka.

Pada 4 Februari, Kardinal Charles Maung Bo mengunggah

pernyataan resmi yang menolak kudeta militer melalui Twitter

Dalam pernyataannya, Maung Bo mengatakan bahwa rakyat Myanmar lelah dengan janji-janji palsu.

“Anda (militer Myanmar) juga berjanji untuk mengadakan pemilu multipartai setelah satu tahun.

Bagaimana Anda akan mendapatkan kepercayaan dari rakyat?” tulis Maung Bo.

Dia menambahkan rakyat hanya bisa percaya jika janji-janji yang ada diimbangi dengan tindakan yang tulus.

“Kedamaian bisa dicapai. Kedamaian adalah satu-satunya jalan.

Demokrasi adalah satu-satunya cahaya yang menuntuk ke jalan itu,” imbuh Maung Bo.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Suster di Myanmar Menangis dan Berlutut di Hadapan Polisi, Memohon agar Demonstran Tak Ditangkapi"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved