Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sarundajang Meninggal

Pakaian Adat, Warnai Persemayaman dan Penghormatan Mendiang SHS di Bitung

Di balik pelaksanaan upacara persemayaman dan penghormatan terakhir, terhadap jenazah almarhum DR SH Sarundajang menyisahkan hal unik

Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: David_Kusuma
Tribun manado / Christian Wayongkere
sejumlah kepala perangkat daerah di lingkungan Pemkot Bitung nampak menggunakan pakaian adat dalam upacara persemayaman dan penghormatan kepada almarhum DR SH Sarundajang, Kamis (18/2/2021) di kantor Wali kota Bitung. 

Menurut Lomban sosok mendiang Sarundajang, sangat berjasa bagi kota Bitung, Sulawesi Utara dan Bangsa Indonesia.

Baca juga: BREAKING NEWS: AA-RS Tiba di Lokasi Penetapan Wali Kota - Wakil Wali Kota Manado Terpilih

Baca juga: Poltak Raja Minyak Dari Medan Peringatkan AHY Harus Minta Maaf ke Jokowi

Di kota Bitung pengabdian beliau, diawali pada tanggal 10 Januari tahun 1986 sebagai sekretaris daerah Kabupaten Minahasa,

lalu dilantik sebagai Wali kota Administratif Bitung yang ketiga menggantikan Drs KL Senduk.

Dengan gigih berjuang bangun kota Bitung, lewat tangan dinginnya berhasil melukis karya indah di Bitung.

Baca juga: Peringatan Dini Wilayah Potensi Banjir, Waspada Pulau Jawa Berstatus Siaga, Ini Daftarnya

Baca juga: KKB Makin Geram, Polri Turunkan Ratusan Personil Brimob, Masyarakat Sudah Mengungsi di Gereja

"Tidak hanya bangun infrastruktur, juga menanamkan rasa persatuan dan kesatuan dalam hidup bermasyarkat.

Dengan menghadirkan terminal Mapalus, AMI Bitung, resort dan lainnya dalam rangka mempersiapkan Bitung sebagai kota Pariwisata," jelasnya.

Tak sampai disitu, SHS begitu dia disebut dengan daya juangnya mampu dapat anggaran dari Provinsi, pemerintah pusat dan donasi dari luar negari sehingga berbagai pembanguna dapat terlaksana di Bitung.

Seperti di bangunnya kantor DPRD kota Bitung di jalan RE Martadinata sebagai satu diantara syarat Bitung menjadi kotamadya.

Sebastian cucu mendiang Sarundajang anak dari Vanda Sarundajang memegang erat foto opa-nya di belakang mobil jenazah
Sebastian cucu mendiang Sarundajang anak dari Vanda Sarundajang memegang erat foto opa-nya di belakang mobil jenazah (Tribun manado / Christian Wayongkere)

Lalu adanya pelabuhan, jalan di Bitung, pembukaan jalan baru, pelebaran jaran, pengaspalan, pembanguna pelabuhan Bitung seperti saat ini hingga membawa Bitung dari kota Administratif hingga Kotamadya daerah tingkat II yang otonom yang pertama di Indonesia.

Sebagai tertuang dalam undang-undang nomor 5 tahun 1974  tentang pemerintahan daerah, untuk memekarkan satu wilayah harus melalui proses administratif.

Dan Bitung merupakan daerah pertama di Indonesia dari kota Administratif  menjadi Kotamadya.

Baca juga: Kalina Oktarani: Mohon Maaf, 21 Feb 2021 Tidak Ada Pernikahan antara Saya dan Mas Vicky

Baca juga: Peringatan Dini BMKG Cuaca Ekstrem Besok Sabtu 20 Februari 2021, DKI Diguyur Hujan & Angin Kencang

Sejarah mencacat, ketika menteri dalam negeri waktu itu Jenderal TNI Rudini atas nama presiden mereskiman kotamadya Bitung

didampingi Gubernur Sulut CJ Rantung tanggal 10 Oktober 1990, sekaligus melantik Sinyo Harry Sarundajang sebagai Wali kota Kotamadya.

"Mendiang Sarundajang tercatat bertugas selama 14 tahun, 3 bulan, 3 enam jam 40 menit sebagaimana catatan Leonardo Axel Galatan wartawan senior Kota Bitung," tambahnya.

Selama itulah mendiang Sarundajang telah menyulap Bitung dari daerah pesisir nelayan, menjadi wilayah Industri.

Baca juga: Joppi Lengkong Bersyukur Akhir Masa Jabatan dengan Baik

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved