Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sarundajang Meninggal

Kiprah Sinyo Harry Sarundajang, Sempat Diusulkan Jadi Capres Hingga Ingin Jadikan Jokowi Cawapres

Kiprah mendiang Sinyo Harry Sarundajang (SHS) dalam dunia politik, ternyata sempat ingin jadikan Joko Widodo sebagai calon wakil presiden

Editor: Erlina Langi
Tribun Manado/ Pemprov Sulut
Sinyo Harry Sarundajang foto kolase 

Damaikan kerusuhan di Maluku dan Maluku Utara

Baca juga: Karena Warisan, Pasangan Suami Istri di Jambi Tewas Ditangan Adik dan Keponakan\

Baca juga: Seperti Ini Profil Sukanto Tanoto, Raja Sawit yang Menyimpan Banyak Harta Gelap di Jerman

Dikutip Tribunnews.com dari laman fkub.org, Sinyo Harry Sarundajang menceritakan pengalamannya dalam menyelesaikan kasus kerusuhan di Maluku dan Maluku Utara.

Kala itu, Sinyo diperintah oleh Megawati Soekarnoputri yang menjabat sebagai wakil presiden untuk menyelesaikan kasus di Maluku Utara dan Maluku.

Daerah tersebut diketahui sudah empat setengah tahun terjadi konflik. Tujuh Panglima TNI dan empat Kapolda diketahui belum bisa menyelesaikan kerusuhan di dua Maluku tersebut.

Sinyo Harry Sarundajang pun berangkat ke daerah konflik dan menyelesaikan kasus itu dalam kurun waktu 11 bulan.

Sinyo mampu mengatasi masalah kerusuhan tersebut dengan tetap menyesuaikan budaya dan kearifan lokal masyarakat. Ia berusaha menyelesaikan konflik dengan cara melihat akar permasalahan yang sesungguhnya.

Suksesnya Sinyo Sarundajang dalam membawa misi perdamaian itu pun turut diapresiasi sejumlah tokoh agama.

Beberapa tokoh muslim di Maluku menyebut Sinyo sebagai Panglima Laskar Jihad Maluku. Tokoh Kristen menyapanya sebagai Malaikat Kecil.

Bebaskan WNI dari Abu Sayyaf

Tiga tahun usai menjadi Gubernur Sulawesi Utara, pada 2018, Sinyo ditugaskan sebagai Duta Besar RI untuk Filipina.

Satu tahun menjabat sebagai dubes, ia diuji dengan adanya penyanderaan WNI oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina.

Dikutip Kompas.com, 27 Desember 2019, Sinyo berhasil mengantarkan pulang dua orang yang disandera kelompok Abu Sayyaf, yaitu Maharudin Lunani dan Samiun Maneu.

Diketahui, saat itu tiga orang WNI diculik ketika mencari ikan di perairan Lahad Datu, Malaysia, pada September 2019. Ketiganya adalah Maharudin Lunani (48) dan anaknya, Muhammad Farhan (27); serta kru kapal Samiun Maneu (27). Ketiganya berasal dari Baubau dan Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Anggota Dewan Pers

Sinyo Harry Sarundajang
(Foto : Sinyo Harry Sarundajang)

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved