Pesawat Sriwijaya Air Jatuh
5 Fakta Penyebab Pesawat Sriwijaya Air Jatuh, Mesin Mati Satu, KNKT Sebut Harusnya Tak Apa
Berikut lima fakta penyebab pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di sekitar Kepulauan Seribu, Jakarta, pada 9 Januari 2021.
Penulis: Alexander Pattyranie | Editor: Alexander Pattyranie
"Sikap pesawat atau hidungnya mulai naik atau pitch up dan pesawat mulai miring atau roll ke sebelah kiri," kata Nurcahyo.
Saat itu, Nurcahyo mengatakan bahwa throttle sebelah kiri semakin berkurang, sedangkan yang bagian kanan tetap.
FDR mencatat aktivitas terakhir pesawat pada pukul 14.40.10 WIB. Saat itu autothrottle mulai tidak aktif dan pesawat dalam keadaan menunduk.
"Sekitar 20 detik kemudian flight data recorder mulai berhenti merekam," kata Nurcahyo.
4. KNKT Sebut Harusnya Mesin Mati Satu Tak Apa
Kapten Nurcahyo Utomo, mengatakan pihaknya belum mengetahui apakah benar autothrottle menjadi penyebab Sriwijaya Air SJ-182 jatuh.
Pasalnya, autothrottle memiliki banyak input dari beberapa komponen.
Ia pun menyebut adanya kemungkinan gejala kerusakan pada mesin lain.
"Kita belum tahu apakah benar autothrottle mengalami malfunction, karena autothrottle punya banyak input dari beberapa komponen."
"Mungkin gejala yang muncul adalah di autothrottle, tapi kerusakannya ada di tempat lain."
"Ini yang sampai saat ini kita belum bisa menentukan, apa yang menyebabkan," beber Nurcahyo Utomo, dikutip dari tayangan Breaking News KompasTV.
Ia menerangkan, jika pesawat mengalami mesin mati di satu bagian, bukanlah sebuah masalah.
Lantaran, pesawat masih bisa terbang meskipun satu mesin mati.
Pihaknya masih mencari jawaban soal mengapa pesawat bisa roll (perputaran pesawat) dan pitch down (menurunkan nose pesawat) jika benar hanya ada kerusakan pada autothrottle.
"Harusnya, logikanya, pesawat mesin mati satu itu enggak apa-apa. Mesin mati satu pun (pesawat) masih bisa terbang."