Internasional
Mantan Diplomat AS Ingatkan Pengaruh Rusia di Timur Tengah Meningkat
Rusia dikatakan menggunakan cara yang tidak terlihat sejak Perang Oktober Arab-Israel 1973.
TRIBUNMANADO.CO.ID, WASHINGTON DC - Jumat (5/2/2021) Arab News melaporkan bahwa Mantan Diplomat Amerika Serikat (AS) untuk Suriah James F Jeffrey memperingatkan bahwa pengaruh Rusia di Timur Tengah semakin kuat.
Ia yang pernah bekerja di bawah kepemimpinan Donald Trump itu mengungkapkan Rusia secara agresif bersaing menggantikan kepentingan kepentingan AS di Timur Tengah.
Rusia dikatakan menggunakan cara yang tidak terlihat sejak Perang Oktober Arab-Israel 1973.
Jeffrey kini menjadi Ketua Program Timur Tengah di Woodrow Wilson Center di Washington DC.
Dia mengatakan selama jumpa pers bahwa kepentingan Moskwa di kawasan Timur Tengah tak terbatas hanya pada Suriah atau bekerja sama dengan Iran namun juga meluas hingga menjalin aliansi dengan 'aktor' regional seperti Turki dan Irak.

Menurutnya, Rusia memanfaaatkan pendekatan pemerintahan baru AS ke Iran sebagai upaya membangun aliansi yang lebih kuat.
“Rusia sangat aktif di kawasan itu,” kata Jeffrey.
“(Di) dua wilayah yang tampak secara militer, Libya dan Suriah, sebagian besar terhalang oleh tanggapan militer Turki, khususnya di Suriah, dengan beberapa dukungan diplomatik Amerika.
• JADWAL Acara TV Sabtu 6 Februari 2021, Ada Ikatan Cinta di RCTI hingga Samudra Cinta di SCTV
• Diduga Ada Nama Lain yang Mencuat, KPK Buka Penyelidikan Baru Terkait Kasus Korupsi Kemensos
“Tapi Rusia mencoba yang terbaik untuk menghadirkan kerangka keamanan alternatif untuk wilayah tersebut. (Rusia) adalah pesaing kita di kawasan ini seperti halnya Iran.
“Itu (pengaruh Rusia yang tumbuh) adalah faktor baru yang tidak ada dalam cara apa pun selama pemerintahan Obama. Saya menginginkan agar pemerintahan Biden fokus; masalah dengan Rusia di kawasan ini sangat penting."
Jeffrey menambahkan bahwa pesan yang dikirim Kremlin ke kekuatan regional sudah jelas, dan itu mengancam kepentingan AS dengan menyiratkan dukungan untuk Iran.
Pria itu menambahkan bahwa dia mendesak agar pemerintahan Presiden baru Joe Biden untuk memperhatikan hal tersebut.
Menurut Jeffrey, dengan rencana Biden yang hendak kembali ke Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPoA) alias kesepakatan atau pakta nuklir Iran, Biden harus waspada terhadap Rusia yang hendak memperluas aliansinya di kawasan tersebut.

Rusia dikatakannya, akan menggunakan Suriah dan Iran sebagai basis demi melejitkan aliansinya.
Setiap pengurangan kehadiran militer AS di kawasan itu dapat mengarah pada hubungan yang lebih dekat antara Teheran dan Moskwa, yang akan meningkatkan kepercayaan rezim Iran, imbuh Jeffrey.