Banjir di Manado
Diterjang Banjir, Patung Bunda Maria dan Salib Tetap Berdiri Kokoh, Serafina Terok: Ini Mukjizat
Sekolah yang berada di Kelurahan Karombasan Selatan, Kecamatan Malalayang ini pun porak-poranda dihantam banjir.
Penulis: Hesly Marentek | Editor: Rizali Posumah
Sebut dia, salah seorang bayi rumahnya rusak karena longsor.
Seorang lagi, rumah kos tempat ia dan orang tuanya bermukim kebanjiran air setinggi leher.
Marni warga lainnya mengatakan, ada banyak anak-anak di lokasi penampungan itu.
"Selain dua bayi, ada juga balita serta anak anak usia 7 dan 8 tahun," katanya.
Amatan Tribun, anak - anak yang berusia di atas 5 tahun tak hilang keceriannya di tengah suasana suram itu.
Mereka nampak melompat - lompat di atas kasur, bergulat di atasnya, berlarian sepanjang ruangan, seolah terpisah dari penderitaan sekelilingnya.
Bak Peter Pan, tokoh dongeng yang ingin tetap menjadi anak-anak agar tidak dewasa untuk merasakan derita manusia.
Namun tak semua demikian. Seorang anak berusia 6 tahun di Kelurahan Banjer Lingkungan 1 rebahan di bangku yang sudah dipindahkan di jalan lorong, karena sementara dibersihkan dari lumpur.
Ia memakai baju kotor. Tak pakai calana. Hanya pempers. Wajahnya memelas. Seperti muka ayahnya di sampingnya.
"Disini banyak bayi yang tidak punya pakaian, pempers dan susu, " tutur Ani warga setempat. (Hesli Marentek/Arthur Rompis)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/patung-bunda-maria-dan-salib-di-ruang-kelas-sekolah-hati-kudus.jpg)