Berita Terpopuler
5 Daftar Berita Teratas tentang Hujan Lebat Jumat 22 Januari 2021 di Manado, 3 Daerah Terdampak
Pada Jumat (22/01/2021) kemarin siang, hujan lebat mengguyur sebagian besar wilayah Sulawesi Utara.
Penulis: Alexander Pattyranie | Editor: Alexander Pattyranie
Khusus di Manado, banjir parah terjadi antara lain di Kecamatan Sario, Tikala, Malalayang, Wanea dan Paal 2.
Kecamatan Wanea
- Banjir parah terjadi Kelurahan Karombasan Kompleks TK Pembina dan Terminal Karombasan.
Kecamatan Malalayang
- Banjir parah terjadi di perumahan PDK Kelurahan Malalayang
Kecamatan Tikala
- Banjir parah terjadi di Kelurahan Taas
Kecamatan Paal 2
- Banjir parah terlihat di Kelurahan Malendeng, Ranomuut dan Perkamil.
3. Foto-foto Penampakan Banjir Kedua yang Melanda Kota Manado Jumat 22 Januari 2021
Berikut penampakan banjir yang terjadi di Kota Manado sepanjang Jumat siang hingga malam hari:
Jalanan tergenang
Sungai Batukota Meluap
(Istimewa/Susan Kawilingan)
Warga mengungsi ke atas atap rumah
Bus juga teredan banjir
Warga Ranomuut, Kecamatan Paal Dua
pukul 16.41 WITA (kompas.com)
Arus lalulintas macet
2. Dampak Banjir, Manado Gelap Gulita dan Puluhan Bus Terendam
Hujan deras disertai petir masih terjadi di Kota Manado dan sekitarnya, Jumat (22/1/2021) malam.
Hujan yang terjadi sejak siang tersebut, menyebabkan sejumlah wilayah di Manado dan sekitarnya, terendam banjir.
Bahkan, di beberapa titik, terjadi longsor yang menyebabkan ruas jalan tertutup material longsor.
Karena air yang terus naik, PLN terpaksa memadamkan aliran listrik. Hal ini untuk menghindari terjadinya peristiwa sengatan listrik.
Hal ini membuat Manado gelap gulita dan suasana terasa sangat mencekam. Kantor PLN Cabang Manado di Sario juga terendam banjir.
Sementara itu, di Kelurahan Paal 4, Kecamatan Tikala ketinggian air mencapai 1 meter lebih. Hal ini membuat rumah-rumah warga terendam hingga nyaris mencapai atap rumah.
Salah satu warga Paal 4 Inggrid Rotinsulu meminta bantuan Basarnas untuk mengevakuasi satu keluarga di dekat Jembatan Tingkulu Paal 4.
“Posisi sekarang keluarga masih bertahan di atas atap rumah karena dikepung banjir. Ada juga anak kecil bersama mereka,” ujarnya.
Warga Malendeng, Kecamatan Paal Dua, Kota Manado, juga memilih naik ke genteng karena air yang terus meninggi.
Ravitha Balamba salah satu warga Malendeng, mengaku jika air yang meluap nyaris menyentuh genteng rumah.
"Hampir sampai di genteng rumah, luapannya sangat tinggi," katanya ketika dihubungi Tribun Manado.
Ia mengatakan jika banyak warga yang mencoba menyelamatkan barang-barang berharganya.
"Tapi banyak juga yang sudah tak terselamatkan. Karena air sangatlah tinggi," tegasnya.
1. Jalur Manado-Tomohon Tertutup Longsor, Sebagian Warga Manado Keluar Rumah

Foto : Banjir di Kelurahan Ranomuut, Kecamatan Paal Dua, sudah sampai lutut orang dewasa, Jumat (22/1/2021) pukul 16.41 Wita (Kompas.com)
Selain Kota Manado, Kabupten Minahasa yang menjadi tetangga Kota Manado, juga terendam banjir.
Khusus di Kota Manado, banjir terjadi di Kelurahan Karombasan Kompleks TK Pembina, Terminal Karomabasan, Perumahan PDK Kelurahan Malalayang, Kecamatan Malalayang, Kelurahan Taas, dan Kelurahaan Ranomuut.
Pukul 16.41 Wita, banjir di Ranomuut sudah mencapai lutut orang dewasa.
Di ruas jalan Ranomuut-Perkamil, sejumlah kendaraan terpaksa balik arah karena air semakin tinggi.
Terlihat warga di lokasi itu mulai keluar rumah dan di depan lorong rumah mereka mengantisipasi banjir makin naik.
Kampus Farmasi di Jalan Manguni, Kelurahan Perkamil, juga terendam banjir. Tidak hanya itu, hujan lebat yang melanda Manado mengakibatkan salah satu sungai, tepatnya Sungai Bahu meluap.
Air sungai masuk ke rumah warga. Sementara di Minahasa, banjir terjadi di Perumahan Puri Alfa Mas Pineleng.
Hujan lebat juga mengakibatkan longsor di ruas Jalan Manado-Tomohon.
Longsor terjadi di beberapa titik ruas jalan itu. Informasi Tim SAR, jalur Tomohon ke Manado saat ini ditutup untuk mengantisipasi longsor di wilayah Tinoor.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah membuat analisa sementara penyebab hujan lebat yang mengakibatkan longsor dan banjir di Manado dan Minahasa.
Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado Ben Arther Molle mengatakan, berdasarkan kondisi dinamika atmosfer terkini adanya pusat tekanan rendah atau LPA (1008 hPa) di Laut China Selatan dan LPA (998 hPa) di Laut Timur.
Keadaan ini membentuk sirkulasi siklonal yang menyebabkan pola gradiend angin di Sulawesi Utara yaitu konvergensi massa udara atau pertemuan massa udara di wilayah Sulawesi Utara.
"Massa udara yang bertemu di Sulawesi Utara merupakan massa udara basah yang terbawa dari Samudera Pasifik sebelah barat," katanya lewat pesan singkat, Jumat. "Kondisinya atmosfer demikian mengakibatkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir dalam durasi waktu yang lama," sambungnya.
Hingga pukul 18.15 Wita, hujan dengan intesitas sedang hingga lebat masih melanda Kota Manado.
(Tribunmanado.co.id/*)
BERITA PILIHAN EDITOR :
Baca juga: Sosok Diana Listyo, Istri Komjen Listyo Sigit, Setia Dampingi Sang Jenderal, Besan Almarhum Subiakto
Baca juga: Kecelakaan Maut Tadi Sore, Pengendara Motor Vixion Tewas, Truk Sempat Banting Setir ke Kanan
Baca juga: Ariel NOAH dan Agnez Mo Kian Dekat, Sebut Ariel Sering Kirim Pesan Suara: Cuma ke Gue Doang
TONTON JUGA :
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/sungai-di-kelurahan-batukota-kecamatan-malalayang.jpg)