Tribun Travel
Benteng Moraya, Lokasi Perjuangan Walak Minahasa Melawan Belanda
Benteng Moraya merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Penulis: Andreas Ruauw | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, TONDANO - Benteng Moraya merupakan salah satu destinasi wisata yang ada di Tondano, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.
Sebelum dibuka sebagai lokasi wisata, di tempat ini ditemukan berbagai kayu pondasi rumah masyarakat Minahasa zaman dulu dan juga waruga-waruga (makam leluhur) di lokasi ini.
Untuk anda yang ingin merasakan wisata sejarah, destinasi satu ini tidak boleh dilewatkan. Anda akan mengenal sejarah tentang suku Minahasa di masa lalu.
Anda bisa melihat tonggak-tonggak besar yang jumlahnya sekitar 12 buah.
Baca juga: Usai Dilantik Sebagai Wakil Ketua DPRD Tomohon, JonRu Siap Berikan yang Terbaik Bagi Masyarakat
Baca juga: Rusunawa Pobundayan Mulai Dioperasikan 12 Januari
Baca juga: Olly Dondokambey-Steven Kandouw Siap Disuntik Vaksin Covid-19, Hapus Keraguan Masyarakat
Baca juga: Pos Pemeriksaan Covid-19 Masih Beroperasi, Warga Masuk Manado Tunjukkan Surat Hasil Rapid Test
Tonggak ini dipasangkan tepat di belakang tulisan besar Benteng Moraya.
Yang membuatnya semakin unik, setiap tonggak diukir dengan relief yang bergambar dan juga informasi seputar perang Tondano.

Bangunan bersejarah ini bukan hanya sebagai bangunan yang menyimpan banyak cerita. Namun juga ada daya tarik sendiri yang membuat Anda harus mengunjunginya.
Begitu ada memasuki Benteng, anda bisa melihat dinding luar yang memiliki ukiran relief. Relief ini bukanlah tanpa makna, ada cerita tentang bagaiman awal mula dari suku Minahasa terbentuk.
Anda bisa menelusuri marga-marga yang digunakan orang Minahasa. Di beberapa bagian Anda juga bisa melihat ukiran yang merupakan ilustrasi dari Perang Tondano.
Baca juga: Kiat PNS Cantik Asal Tomohon, Dian Trully Rumorong, Jalankan Tugas di Tengah Pandemi Covid-19
Baca juga: Prediksi Pekan 16 Liga Italia Seri A, Inter Milan & Juventus Kalah, Posisinya Terancam di Klasemen
Baca juga: Ajak Warga Patuhi Protokol Covid-19, Kapolda Perintahkan Para Kapolres Dirikan Kampung Tangguh
Peperangan Tondano merupakan kisah yang sangat berkaitan erat dengan berdirinya monumen ini.
Diceritakan jika lokasi berdirinya Monumen ini merupakan tempat perang akbar.
Perang akbar ini terjadi antara orang Minahasa yang melawan tentara Belanda.
Terjadi pada tahun 1800-an, perang ini bisa dikatakan sebagai salah satu perang yang besar besaran terjadi pada waktu tersebut.

Kepala Walak Minahasa berhasil untuk mempertahankan kawasan benteng maupun pemukiman Minawanua.
Hingga akhirnya digempur oleh tentara Belanda yang membuat kawasan ini menjadi lautan darah dan banjir air mata.
Bahkan Danau Tondano dan juga sungai hingga berubah warna menjadi merah lantaran banyak pahlawan yang gugur saat peperangan terjadi.
Baca juga: Federico Chiesa Sukses Matikan Bek Sayap Terbaik Dunia, Laga Juventus Vs AC Milan, Ini Rahasianya
Hingga akhirnya nama Moraya disematkan karena artinya genangan darah.
Berdirinya monumen ini tentunya untuk menghargai semangat juang dan juga mengingatkan akan kepahlawanan Minahasa.
Kini di masa pandemi, objek wisata Benteng Moraya sementara direnovasi dengan penambahan fasilitas yakni berupa jembatan untuk mengitari lokasi waruga yang ada dibelakang monumen.
Baca juga: Aplikasi Si Mapalus, Bantu Warga Terhindar Covid-19
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO: