Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Lebih dari Setengah Juta Orang Uighur Diduga Dipaksa Memetik Kapas di China Dengan Tangan

Dalam laporan tersebut mengungkap 570.000 orang dari wilayah Uighur pada 2018 dikirim secara paksa untuk memetik kapas dengan tangan

Editor: Finneke Wolajan
(AFP)
Etnis muslim Uighur di China. 

Akan sulit untuk kemudian menentukan hal ini dilakukan dengan sukarela atau paksaan.

Laporan tersebut dilakukan menanggapi keprihatinan internasional dan hak asasi manusia untuk kelompok minoritas tersebut.

Selama ini pemerintah China dituduh menempatkan lebih dari 1 juta orang Uighur dan minoritas Muslim lainnya ke kamp-kamp penahanan.

Kemudian memaksa mereka bekerja di luar keinginannya.

Pada 2018, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan mereka memiliki bukti yang dapat dipercaya untuk menunjukkan China telah mengubah wilayah Uighur.

Wilayah itu dibuat menyerupai kamp interniran besar-besaran yang diselimuti kerahasiaan, semacam zona tanpa hak.

Bulan Oktober tahun ini, Kementerian Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) mengatakan pekerja Uighur dipaksa untuk menanggung kondisi yang mengerikan dan menerima gaji kecil.

Mereka juga dilaporkan tidak diizinkan untuk pergi, dan memiliki komunikasi terbatas atau tidak sama sekali dengan anggota keluarga.

“Jika komunikasi dan kunjungan keluarga. diizinkan, mereka diawasi dengan ketat atau dipersingkat," demikian keterangan dari kementerian tersebut.

Tetapi pemerintah China telah menolak klaim ini.

Menurut mereka, kamp itu adalah pusat pelatihan kejuruan yang dimaksudkan melawan ekstremisme, dan membantah semua tuduhan kerja paksa.

Selama konferensi pers di Beijing Selasa (15/12/2020), juru bicara kementerian luar negeri Wang Wenbin mengatakan, tidak ada kerja paksa yang dituduhkan oleh orang-orang tertentu dengan motif tersembunyi.

“Membantu orang dari semua kelompok etnis mencapai pekerjaan yang stabil sama sekali berbeda dengan kerja paksa,” tambahnya.

Wang mengatakan bahwa pekerja dari semua kelompok etnis di Xinjiang tidak didiskriminasi berdasarkan etnis, jenis kelamin, atau keyakinan agama.

Tetapi pemerintah AS telah menolak wilayah Xinjiang karena tuduhan kerja paksa.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved