Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

Jusuf Kalla Sebut Pengusaha Rokok Jadi yang Terkaya, Diancam Kanker pun Tak Peduli

Jusuf Kalla mengakui bukan industri teknologi maupun energi yang menjadi bisnis potensial di negara ini.

Editor: Alexander Pattyranie
tribunjateng/dok
Wapres Jusuf Kalla 

Sedangkan di India, orang terkaya di sana memiliki perusahaan yang bergerak di bidang energi.

"Sementara India, orang paling kaya di energi," papar Jusuf Kalla.

Lalu Jusuf Kalla pun menyebut orang terkaya di Indonesia justru mereka yang berfokus pada bisnis rokok, bukan teknologi maupun energi.

Menurutnya, potensi bisnis di negara ini malah cenderung ke arah yang menimbulkan dampak buruk.

Ia juga menyebut 'nyali' orang Indonesia sangat besar, karena bukan rahasia rokok memiliki risiko buruk bagi kesehatan, namun nyatanya tetap banyak diminati.

"Berarti orang Indonesia berani-berani, meski dibungkusnya ditulis dapat menyebabkan kanker, kematian, tetap saja rokok maju."

"Jadi orang Indonesia berani, walau diancam kanker, dia enggak peduli."

"Sehingga orang paling kaya (posisi) 1,2,3 itu pengusaha rokok, di mana di dunia ini yang kayak gitu? Enggak ada," beber Jusuf Kalla.

Sementara, berdasarkan hasil survei, kebanyakan perokok tidak percaya merokok rentan tertular Covid-19.

Hasil survei perokok tak percaya perilaku merokok rentan tertular Virus Corona tersebut, merupakan survei dari Komite Nasional Pengendalian Tembakau.

Alhasil, survei membuktikan, ada 63,6 persen responden perokok tidak percaya jika perokok rentan tertular Virus Corona.

"Sebanyak 63,6 persen responden perokok tidak percaya perokok lebih rentan tertular Covid-19."

"Dan mayoritas dari mereka tidak percaya merokok akan memperparah gejala Covid-19," kata peneliti utama survei Komnas Pengendalian Tembakau Krisna Puji Rahmayanti, saat peluncuran hasil survei yang diliput secara daring dari Jakarta, Selasa (15/9/2020).

Survei ini dilakukan terhadap 612 responden dari berbagai daerah di Indonesia selama 15 Mei 2020 hingga 15 Juni 2020, atau tiga bulan setelah status darurat corona pada akhir Februari 2020.

Berbeda dari responden perokok aktif, responden yang bukan perokok atau mantan perokok ternyata percaya bahwa merokok dapat menyebabkan seseorang mudah tertular Covid-19.

Sumber: Warta Kota
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved