Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

DPRD Bitung

Di Reses Anggota DPRD Bitung Ini, Novido Keluhkan Masalah Air

Sejumlah pimpinan dan anggota DPRD Bitung, melaksanakan Reses masa persidangan pertama tahun kedua tahun sidang 2020-2021 DPRD Kota Bitung

Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: David_Kusuma
Tribun manado / Christian Wayongkere
Pelaksanaan Reses masa persidangan pertama tahun kedua tahun sidang 2020-2021 DPRD Kota Bitung, yang dilakukan Anggota DPRD Bitung Rudolf Wantah. 

“Kami setiap hari membeli air tong, dengan nilai Rp 40 ribu untuk di pakai tiga hari. Itu kalau hemat untuk mancuci dan masak,” urainya.

Dengan kondisi ini, dia bersama anggota keluarga di rumah seminggu dua kali pesan air dengan penggunaan hemat.

Ironisnya meski tidak menerima fasilitas air bersih dari pemerintah, setiap bulan tetap membayar tagihan sampai Rp 200 ribu.

Baca juga: ILC Tadi Malam, Selasa 1 Desember 2020, Pulang dari AS, Koper Ali Ngabalin Dipertanyakan

Di tempat terpisah PDAM Duasudara Bitung Oudy Lukingkewas selaku Manager Umum, akan meneruskan masalah atau keluhan ini ke bagian teknik.

“Terima kasih informasinya, kami akan segera tindak lanjuti,” kata Oudy.

Selain menyerap aspirasi warga, politis Partai Gerindra ini membagi masker medja gratis ke konstituennya.

Menurutnya, ini bagian atau langkah bantu pemerintah memutus mata rantai pandemi Covid-19.

Baca juga: Covid-19 Melonjak di Tomohon, WL: Bantuan Harusnya Diberikan saat Awal Covid Bukan Jelang Pilkada

Di tempat terpisah Ramlan Ifran anggota DPRD Bitung, langsung menindaklanjuti aspirasi warga dalam reses.

Bersama awak media menyambangi tempat pekuburan umum (TPU) di Kelurahan Pinangunian Kecamatan Aertembaga.

Haji Olan sapaannya bilang, aspirasi yang diterima terkait dugaan ada pungutan di TPU tersebut.

“Aspirasi ini kami terima ketika melaksanakan reses di wilayah Kecamatan Maesa. Di TPU kami ketemu Rustam David selaku penanggung jawab TPU langsung berbincang soal adanya penyampaian warga bahwa ada biaya ketika proses pekuburan,” kata Haji Olan sapaannya.

Baca juga: Pramugari Cantik Ini Kena PHK, Kini Banting Setir Jadi Penjual Gas LPG, Sempat Nangis Tiap Malam

Rustam selaku pengelola TPU langsung membenarkan bahwa memang di TPU Pinangunian ada biaya untuk proses pemakaman dan pembuatan kubur. 

"Ya memang di sini setiap ada warga yang meninggal ada biaya yang kami sodorkan atau tawarkan kepada keluarga yang meninggal untuk seluruh proses penggalian, pembelian besi, semen dan pasir, air, Batako dan biaya tukang sebesar Rp 2.750.000," kata Rustam ketika berdialog dengan Haji Olan.

Lebih jauh David menjelaskan, hal ini bukan kami memaksakan kepada setiap warga yang kubur di sini. 

Melainkan biaya Rp 2.750.000 ini untuk supaya pihak keluarga hanya terima bersih atau terima kunci sudah selesai.

Baca juga: Covid-19 di Minsel 262 Kasus, Kadinkes Tetap Ingatkan Pakai Masker, Cuci Tangan dan Jaga Jarak

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved