Tambang Ilegal di Kebun Raya Megawati Soekarnoputri Makan Korban Lagi, Begini Sejarahnya

MANADO, TRIBUNMANADO.CO.ID - Aktivitas tambang emas ilegal di kawasan Kebun Raya Megawati Soekarnoputri kembali memakan korban meninggal.

Kasus terbaru terjadi, Kamis (26/11/2020) dini hari.

Dua pekerja tambang yakni Soni Tangel (40) dan Sandi Rantung (36) tewas tertimpa material galian.

Kasus tersebut bukan kali pertama. Hampir setiap ada saja penambang ilegal meninggal saat menambang di kawasan tersebut.

Berikut sejarah singkat tentang Kebun Raya Megawati Soekarnoputri.

Kebun raya ini berada di Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Berjarak sekira 110 km dari Bandara Sam Ratulangi, Kota Manado.

Kebun Raya Megawati Soekarnoputri dulunya adalah kawasan bekas tambang PT Newmont Minahasa Raya.

Luasnya sekira 221 ha. Kini dikelola Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Minahasa Tenggara.

Lokasi Kebun Raya dibelah oleh jalan desa selebar 4-6 m.

Jalan ini merupakan jalur aktivitas masyarakat menuju areal pertanian, perkebunan dan pertambangan rakyat di daerah perbukitan.

Masterplan kebun raya ini dibuat sejak 2014 lalu. Diinisiasi Bupati Mitra yang saat itu dijabat James Sumendap.

Dikutip DI SINI, pembangunan kebun raya ini menginisiasi adanya pengembangan kawasan rehabilitasi menjadi suatu kebun raya yang memiliki banyak manfaat seperti konservasi, rekreasi, pendidikan dan jasa lingkungan.

Salah satu kriteria tanaman yang banyak dikembangkan di kebun raya ini adalah jenis-jenis tanaman Fitoremediasi.

Fitoremidiasi merupakan salah satu teknologi yang menggunakan tumbuhan untuk menghilangkan polutan dari tanah dan air yang terkontaminasi.