Alfamidi
Pendapatan Alfamidi Naik 9,59 Persen di Kuartal Ketiga 2020
Tahun 2020 merupakan masa yang berat bagi semua sektor usaha tak terkecuali sektor ritel
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Tahun 2020 merupakan masa yang berat bagi semua sektor usaha tak terkecuali sektor ritel.
Pandemi Covid-19 membuat masyarakat lebih banyak berada di rumah. Dampak dari penurunan mobilitas ini ialah berkurangnya konsumsi dan permintaan.
Hal ini dikarenakan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh beberapa daerah maupun kota. Atas pemberlakuan PSBB tersebut juga berpengaruh kepada pembatasan jam operasional toko di beberapa daerah.
Akibatnya, jumlah pengunjung dan pembeli yang masuk ke toko Alfamidi pun mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Baca juga: Yuk Ikut Hasjrat Fair Virtual, DP 15 Persen, Banjir Diskon dan Hadiah Menarik
Baca juga: Pengawas Madrasah Monev Pelaksanaan Bimtek Implementasi Kurikulum KMA 792 Jenjang RA Boltim
Baca juga: Bappenas Susun Master Plan UMKM, Sambangi 3 Pelaku Usaha di Sulut
Kondisi di atas diperparah dengan banyaknya sektor industri besar yang dengan terpaksa harus menutup usahanya dikarenakan tidak ada demand dan terus merugi.
Hal ini tentu berdampak pada melonjaknya jumlah pengangguran dan penurunan daya beli masyarakat secara umum.
Menurut Suantopo Po, Corporate Secretary PT Midi Utama Indonesia Tbk., Dalam kondisi seperti di atas, masyarakat dipaksa untuk lebih selektif lagi dalam berbelanja, mereka lebih mengedepankan kebutuhan dan menahan keinginan.
Baca juga: Kemajuan Teknologi Semakin Pesat, MOR Imbau Orangtua Awasi Anak-anak
Meskipun dunia usaha sedang diuji dengan pandemi Covid-19, namun sampai dengan kuartal 3 tahun 2020 kinerja perseroan Alfamidi masih mampu tumbuh sebesar 9,59 persen dari Rp 8,68 triliun di periode yang sama tahun 2019 lalu menjadi Rp 9,51 triliun di kuartal ketiga tahun 2020.
Sayangnya, kenaikan pendapatan tersebut berbanding terbalik dengan laba perseroan yang minus sebesar 2,82 persen dari periode yang sama tahun 2019.
Di akhir kuartal 3/2020, Perseroan membukukan laba sebesar Rp 137,47 miliar. Sementara di periode yang sama tahun 2019 laba perseroan berada di angka Rp 141,46 miliar.
"Hal ini dikarenakan kenaikan biaya operasional yang tidak sebanding dengan kenaikan pendapatan," kata Suantopi, Kamis (19/11/2020).
Baca juga: AA-RS Kukuhkan 30 Tim Relawan Dalam Sehari, Berikut Daftarnya
Keberhasilan peningkatan pendapatan tersebut tidak terlepas dari strategi bisnis yang diterapkan perseroan di tahun 2020 yakni terus meningkatkan standar dan kualitas pelayanan kepada konsumen, menyediakan produk yang lebih lengkap dan harga lebih kompetitif, melanjutkan strategi pemasaran yang komperehensif serta terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki perseroan.
Beberapa strategi pemasaran kekinian yang sukses menarik pelanggan berbelanja di Alfamidi adalah program Semarak Awal Tahun yang berhadiah 20 unit motor, Program Rejeki 13 Tahun Alfamidi yang berhadiah uang tunai dan ribuan voucher belanja.
Selain itu, ada program Belanja di Alfamidi bawa Pulang Sepeda Brompton yang sampai saat ini periodenya masih berjalan.
Selain itu, Perseroan juga menggenjot penjualan siap antar bernama Midi Kriing. Ini untuk memudahkan masyarakat dalam berbelanja di gerai-gerai Alfamidi tanpa harus keluar rumah.
Baca juga: Nathalie Holscher Rela Masak Tengah Malam Demi Anak Sambung, Ferdi Buat Vlog Ibunya Masak