Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Olly Dondokambey

Great Olly For Great Sulut: Menuju Sulut yang Gemilang di Kawasan Pasifik

Tampaknya semangat Olly Dondokambey bagaikan Ferdinand De Maggelhanes yang berani mengarungi Samudera Pasifik.

Editor: Aldi Ponge
ISTIMEWA
Veldy Reynold  

Penulis Opini ini adalah Veldy Reynold 

TRIBUNMANADO.CO.ID - 21 April 1521, Ekspedisi Kapten Ferdinan De Maggelhanes dengan kapal yang berbendera Spanyol kandas saat pasukan Datu Lapu-lapu menghajarnya di Pulau Mactan Philipine.      

Maggelhanes justru tewas dan dua kapal anak buah Maggelhanes lantas kabur ke arah selatan.

Satu ke arah Kesultanan Tidore, yang satunya lagi, yakni kapal Trinidad ke melewaati Sangihe dan berlabuh di Manado.

Sialnya justru Portugis yang menganggap ekspedisi Maggelhanes adalah illegal, menangkap 12 orang ABK Trinidad dan dipenjarakan.

Olly Dondokambey menerima penghargaan sebagai The Best Leader – The Innovative Leader in Agroindustry pada CNBC Indonesia Awards di Studio CNBC, Jakarta, Jumat (23/10/2020).
Olly Dondokambey menerima penghargaan sebagai The Best Leader – The Innovative Leader in Agroindustry pada CNBC Indonesia Awards di Studio CNBC, Jakarta, Jumat (23/10/2020). (ISTIMEWA)

Saksi bisu sejumlah artefak sejarah kejayaan Eropa di bumi Nyiur Melambai masih bisa ditemukan kokoh berdiri betapa tanah ini digilai oleh negara-negara barat; gudang kopi Portugis, benteng Ford Amsterdam, penjara De Quimas
(Kema).

Sejumlah situs sejarah masih banyak berserakan bahkan di memori kultural warga Sulawesi Utara bagaimana Inggris, Spanyol, Portugis, Belanda dan terakhir Jepang pernah terpikat dan menggilai rempah di jazirah utara Sulawesi ini.

Sejarah kolonial pun jelas mencatat bahwa Sulawesi Utara yang secara geoposisi dan geostrategi membelah setengah wilayah dunia, pertemuan antara barat dan timur; telah membuktikan bahwa bumi bulat melalui ekspedisi Ferdinan De Maggelhanes (Spanyol) dari arah Pasifik bertemu dengan expedisi Portugis dari arah Atlantik, adalah wilayah yang
sangat sexy dan selama ratusan tahun kemudian menjadi “sapi perahan” kolonial demi memenuhi kebutuhan pasokan rempah bahkan kekuatan ekonomi negaranya.

Tak heran, Sam Ratulangi yang notabene adalah bumi putera Nyiur Melambai menulis buku yang sangat futuristik; Indonesia In De Pasific dalam bahasa Belanda yang kelak ditertejemahkan menjadi Indonesia di Pasifik. Kali ini, penekanan Ratulangi justru di Pasifik, karena menurutnya masa depan Indonesia itu ada di Kawasan Pasifik.

Padahal di tahun itu, Eropa justru gemilang dalam misi merkantilismenya. Tapi Ratulangi melihat jauh kedepan. Pasifik artinya timur.

Gubernur Olly Dondokambey dan Presiden Jokowi
Gubernur Olly Dondokambey dan Presiden Jokowi (Istimewa)

Dan sekarang, 87 Tahun setelah buku Ratulangi diterbitkan, Sulawesi Utara yang dinakhodai oleh sang Kapten Olly Dondokambey mampu mewujudkan mimpi Sam Ratulangi.

Hubungan kerjasama bisnis Indonesia melalui Sulawesi Utara ke negara-negara di Kawasan Pasifik terbuka lebar. Mulai dari kerjasama pariwisata dan perdagangan dengan Tiongkok, Jepang, Korea, Philipine sudah terwujud.

Hal ini ditandai dengan dibukanya jalur penerbangan dan eksport ke semua negara-negara tersebut. Memang masih membutuhkan pranata baik regulasi maupun infrastruktur (sarana pra sarana) agar kerja sama dagang itu bisa terjalin baik.

Tak heran, pemerintahan Olly Dondokambey dan Steven Kandouw langsung menggebrak. Lompatan besar dilakukan seperti mempercepat jalan Tol Manado-Bitung yang bakal dilanjutkan hingga ke Tomohon dan Amurang.

Sehingga nantinya dua buah pelabuhan besar seperti Pelabuhan Bitung dan Pelabuhan Amurang bisa terkoneksi. Bersamaan dengan itu kereta api Makasar Bitung sedang dibangun.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved