Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kopi Minahasa

Ingin Lestarikan Kopi Minahasa, Syahrial Ogi Terus Kembangkan Produk Miliknya

Syahrial Ogi tertarik fokus pada kopi Minahasa adalah ia tak perlu melibatkan orang ketiga dalam proses pengolahannya.

Penulis: Isvara Savitri | Editor: David_Kusuma
Tribun Manado / Isvara Savitri
Owner sekaligus Roaster di Redo Coffee, Syahrial Ogi 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Syahrial Ogi, lelaki berdarah campuran Manado-Medan ini sudah menggeluti dunia kopi Minahasa selama beberapa tahun.

Yang membuatnya tertarik fokus pada kopi Minahasa adalah ia tak perlu melibatkan orang ketiga dalam proses pengolahannya.

"Hasil perkebunan tahunan seperti cengkeh, pala, dan kelapa ini tidak bisa kita olah sampai akhir. Sementara kopi bisa diolah ke bubuk untuk minum dan produk-produk lain dengan tangan sendiri. Jadi tidak ada mafia karena saya mengambil biji kopi langsung dari petani," kata Riil.

Ketiadaan orang ketiga ini selain meminimalisir adanya mafia juga membuat harga kopi dari petani ke pasar tidak terlalu jauh.

Baca juga: Tak Direspons, Bawaslu Sulut Surati Paslon Agar Patuhi Protokol Kesehatan

Baca juga: Kadis PMD Minsel Ingatkan Supaya Pemdes Tuntaskan BLT Dandes

Baca juga: Pemkab Minahasa Evaluasi Refocusing dan Realokasi Anggaran Covid-19

Sejak awal Riil terjun ke dunia Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM) memang tak hanya ingin memperkaya diri, tetapi ia benar-benar ingin menyejahterakan petani kopi di Sulawesi Utara.

Melalui Redo Coffee, UMKM yang ia bentuk untuk mengolah kopi menjadi berbagai macam bentuk, ia berusaha menaikkan derajat petani kopi di Sulut.

Riil mengatakan ia biasanya mendistribusikan kopi bubuknya ke beberapa kafe di Sulut.

"Saya juga titip ke UMKM oleh-oleh biasanya, tapi berhenti semenjak pandemi Covid-19 masuk," jelasnya.

Baca juga: Toyota New Fortuner Hadir di Manado, Makin Canggih, Tangguh dan Nyaman

Baca juga: Operasi Zebra, Polres Bolmut Imbau Pengendara Lalu Lintas Disiplin Protokol Kesehatan

Ke depan, selain memasok kopi untuk kafe ia juga akan membuat produk rumahan.

Menurut Riil selain di kafe, rumah tangga itu termasuk tinggi konsumsi kopinya.

Tak hanya itu, ia juga berencana membuat produk-produk lain seperti sabun, scrub, bahkan parfum berbasis kopi.

Lebih jauh lagi, Riil ingin membuat agrowisata berbasis kopi di Tomohon, di kebun miliknya sendiri.

Baca juga: Pjs Bupati Minsel Rapat dengan 3 Camat dan 10 Lurah, Ini Yang Ditegaskan

Baca juga: Aplikasi Zoom Luncurkan End-to-end Encryption, Fitur Rapat Online pun Lebih Aman

Di lahan seluas 12 ha nanti para wisatawan akan diajak mengenal lebih dekat tentang kopi dari penanamannya hingga cara menikmatinya.

"Saya proyeksikan kira-kira pariwisata akan pulih di tahun 2022 jika pandemi Covid-19 sudah membaik. Nanti dari situ kita akan memulai," ujar Riil.

Menurut Riil, perhatian pemerintah ke kopi Minahasa sudah cukup baik mengingat beberapa waktu lalu sudah mengadakan kegiatan terkait Indikasi Geografis Kopi Minahasa.

Sertifikat Indikasi Geografis ini bisa memberikan lisensi atau pengakuan terhadap suatu kekayaan atau produk lokal.

"Melalui sertifikasi indikasi geografis, tentu harga jual kopi bisa menjadi lebih tinggi nantinya," jelasnya.(*)

Baca juga: Kronologi Dosen Cantik yang Ditemukan Tewas Tanpa Busana, Jari Dipotong untuk Buka Smartphone

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO:

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved