Tokoh
Mengenal Nietzsche, Sosok yang Terkenal dengan Ungkapan Tuhan Telah Mati, Gila Karena Cinta
Seorang filsuf eksistensialisme modern yang ateistis dan terkenal dengan ungkapan paling fenomenalnya, yakni Tuhan Telah Mati.
Sementara di tahun 1878 hingga 1880 Nietzsche menulis catatan yang dengan judul Menschliches, Allzumenschliches (Manusiawi, terlalu manusiawi).
Lalu sebuah karya yang sangat sastrawi, yang ditulisnya pada 1881 yakni Morgenröthe (Merahnya pagi). 1882, Die fröhliche Wissenschaft (Ilmu yang gembira).
Dari tahun 1883 hingga 1885 Nietzsche akhirnya melahirkan karyanya yang paling terkenal, yakni Also sprach Zarathustra (Maka berbicaralah Zarathustra).
Selanjutnya pada tahun 1886 ia menulis Jenseits von Gut und Böse (Melampaui kebajikan dan kejahatan). Lalu Zur Genealogie der Moral (Mengenai silsilah moral) tahun 1887, dan pada 1888 ia menulis Der Fall Wagner (Hal perihal Wagner).
Kemudian sepanjang tahun 1889, ia menghasilkan 5 karya, yakni Götzen-Dämmerung (Menutupi berhala), Der Tichrist, Ecce Homo (Lihat sang Manusia), Dionysos-Dithyramben dan Nietzsche contra Wagner.
Gila dan Mati
Tahun 1870 pada bulan Oktober, Nietzsche bertemu dengan Franz Overbeck dan hidup serumah bersamanya selama lima tahun.
Dari Franz Overberck inilah ia banyak belajar kata-kata dan sejarah kuno. Franz sendiri adalah seorang sejarawan.
Sialnya, tahun-tahun berikutnya Nietzsche malah terlibat skandal asmara dengan perempuan bernama Lou Andreas Salomé.
Dalam surat yang diberikan kepada Lou tertanggal 2 Juli 1882 terungkap bahwa Nietzche begitu cinta mati hingga jadi bucin untuk Lou.
“Hari yang lewat tampak seakan ulang tahunku; engkau kirimi aku persetujuanmu (datang dan tinggal selama tiga minggu), hadiah terbaik yang pernah diberikan orang kepadaku” (Nietzsche, 1977: 14)
Nietzsche sejatinya ingin sekali menikah dengan perempuan pujaan hatinya itu. Sayang, pernikahannya itu gagal karena tidak disetujui oleh kakak perempuannya. Di mana sang kaka tahu bahwa ada asmara segitiga antara Nietzsche, Lou dan Paul Ree.
Mengalami nasib cinta yang bertepuk sebelah tangan seperti itu, Nietzsche pun tenggelam dalam perasaan putus asa yang mengakibatkannya menjadi depresi.
Selanjutnya, depresi Nietzsche semakin diperparah dengan keadaan hidupnya dan sakit yang ia derita. Hingga lama kelamaan membawanya pada kegilaan di tahun 1889.
Dalam kegilaan itu, Nietzsche dirawat oleh kakak perempuannya hingga Sang Filsuf ini meninggal di penghujung abad 19, pada tanggal 25 agustus tahun 1900 di Weimar.