Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

G30S PKI

Perbedaan PKI, Sosialisme, Leninisme, Komunisme dan Marxisme

PKI adalah kelompok kejam dan brutal yang menyiksa para jenderal di tahun 1965.

Editor: Aldi Ponge
kissanak.wordpress.com/suratkabar.id
DN Aidit, anggota dna Ketua Partai PKI. Disebut dalan peristiwa G30S PKI 1965. 

Hingga pada 1926, PKI berusaha melancarkan revolusinya. Kader dan simpatisannya memberontak terhadap pemerintah kolonial. Ribuan ditangkap dan diasingkan. Pemerintah kolonial menyatakan PKI terlarang.

Setelah Indonesia merdeka pada 1945, PKI yang tadinya bertahan di bawah tanah, muncul ke permukaan.

Kendati demikian, pada 1948, PKI kembali bergejolak. Dalam bukunya Madiun 1948: PKI Bergerak (2011), Harry Poeze menuturkan eks pimpinan PKI Munawar Musso kembali ke Indonesia pada 1948. Ia kabur ke Uni Soviet setelah pemberontakan PKI pada 1926.

Sekembalinya dari Soviet, Musso bertemu dengan Presiden Soekarno pada 13 Agustus 1948 di Yogyakarta. Di akhir pertemuannya, Soekarno meminta agar Musso "...membantu memperkuat negara dan melancarkan revolusi.”

Musso menjawab, “Itu memang kewajiban saya. Saya datang ke sini untuk menciptakan ketertiban.”

Sejarah mencatat, Musso berada di antara pergolakan politik kala itu, sekaligus cita-citanya memimpin revolusi seperti di Soviet.

Maka, pada September 1948, konflik pecah antara PKI di bawah Musso dengan tentara. Musso berhasil dipatahkan.

Namun peristiwa itu tak mematikan PKI.

Di bawah Aidit, PKI dikelola secara profesional. Aidit dan Soekarno bergandengan mesra dengan sikap anti-imperialisme dan anti-Barat.

PKI memperoleh legalitasnya kembali pada 1950, dan meraih posisi keempat dalam Pemilu 1955.

Di saat partai-partai lain berebut panggung politik, PKI berkeliling ke desa-desa dan memperkuat basis dukungan mereka.

Sayangnya, PKI tak lama berjaya. Partai itu hancur setelah peristiwa G30S.

SUMBER: https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/30/133000565/seputar-g30s-pki-2-apa-sih-bedanya-pki-sosialisme-komunisme-marxisme-dan?page=all

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved