Sosok Tokoh
Kisah Asmara Pierre Tendean-Rukmini Chamim, Telegram Terakhir yang Berakhir pada 30 September Malam
Meski dibalik peristiwa G30S, kematian Letnan Pierre Tendean meninggalkan kisah yang tragis terselip nama Rukmini Chamim.
Sesaat sebelum dipindahkan ke Jakarta pada April 1965, mengemban amanat baru sebagai ajudan MenkoHankam Jenderal AH Nasution, Pierre mengakui kepada sahabatnya, RF Soeseno, bahwa ia telah mengikat Rukmini.
• Lettu Pierre Tendean Dikenal Tegas ke Setiap Orang, Hanya Melunak Sama Ade Irma Suryani
4. Rela Pindah Agama
Hubungan Pierre dan Rukmini bukan tanpa aral melintang.
Terdapat perbedaan membentang yaitu agama, Pierre kristen sedangkan Rukmini muslim.
Mimin hanya bersedia melanjutkan hubungan ke tahap yang lebih serius dengan pemuda berkeyakinan sama.
Untuk syarat ini Pierre telah memutuskan menuruti karena ia sangat mencintai gadis sederhana ini dan tak mau berpisah dengannya.
Awalnya, ayah dan ibu Pierre justru meragukannya dapat membiasakan diri dengan keseharian keluarga Mimin yang agamis.
Lampu hijau dirasakan Pierre awal Juli 1965 saat melihat adiknya, Roos, yang akan menikah dengan seorang muslim direlakan ayah mereka pindah agama.
Sejak itu Pierre selalu membahas peresmian pernikahannya dengan Mimin yang direncanakannya di satu hari bulan Desember 1965, terutama dengan Ibu Sunarti Nasution.
Ia bahkan sudah menyampaikan ke ayahnya, AL Tendean, soal kemantapannya ikut keyakinan Mimin.
• Sosok Rukmini Chamim, Kekasih Pierre Tendean Dikenal Lemah Lembut, Sempat LDR Sebelum Pierre Gugur
5. Bersemangat bahas rencana pernikahan
Bahkan di sore terakhir hidupnya, sebelum ia diculik & dihabisi dengan keji saat peristiwa G30S, ia terus saja semangat membahas rencananya itu dengan adik iparnya, Jusuf Razak.
Pertemuan terakhir Pierre dan Mimin terjadi pada 31 Juli 1965 saat Pierre mendampingi Jenderal AH Nasution tugas ke Medan.
Pierre masih menerima telegram terakhir dari Mimin pada 30 September 1965 malam.
Bagaimana Kehidupan Rukmini Setelah Ditinggal Wafat Pierre