Redo Coffe
Owner Redo Coffee Terus Kembangkan Usaha, Bermimpi Bisa Ciptakan Agrowisata Kopi
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) termasuk salah satu di antaranya. Pemilik sekaligus roaster kopi Coffee Redo, Syahrial Ogi pun merasakannya
Penulis: Isvara Savitri | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pandemi virus corona (Covid-19) menghantam semua sektor termasuk perekonomian dan pariwisata.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) termasuk salah satu di antaranya. Pemilik sekaligus roaster kopi Coffee Redo, Syahrial Ogi pun merasakannya.
Ia mengatakan bahwa sejak pandemi Covid-19 melanda, pendapatannya turun hingga 80 persen.
Hal ini disebabkan karena kopi-kopi buatannya yang dititipkan ke toko oleh-oleh tidak laku karena tidak ada wisatawan yang beli.
• Kajati Sulut Launching Kartu Brizz E-Toll Manado-Bitung
• Puluhan Orang Muda Ajak Milenial Jangan Melek dan Apatis dengan Politik
• Gadis Cantik, Vennya Natallie Rembet Berharap Pemimpin yang Pro-Rakyat
"Kita sudah merasakannya sejak bulan Desember 2019 malah, karena yang paling banyak datang kan turis Cina. Sedangkan Desember 2019 penerbangan dari Cina sudah ditutup karena sana duluan kena Covid-19," jelas lelaki yang akrab disapa Riil ini, Rabu (30/9/2020).
Untuk mengatasinya, Riil menawarkan produk kopinya sebagai souvenir kampanye pasangan calon di Sulawesi Utara.
Hal ini ia lakukan agar biji kopi yang dipanen para petani bisa diserap dengan baik.
• Susanto Mamonto Ajak Masyarakat Wujudkan Pilkada Damai 2020
Riil tak mungkin hanya berpaku tangan menunggu pandemi Covid-19 ini selesai, ia terus bergerak mencari inovasi.
Ke depan, selain memasok kopi untuk kafe ia juga akan membuat produk rumahan.
Menurut Riil selain di kafe, rumah tangga itu termasuk tinggi konsumsi kopinya.
Tak hanya itu, ia juga berencana membuat produk-produk lain seperti sabun, scrub, bahkan parfum berbasis kopi.
• 3 M Viral di Bolmong, Masker, Mencuci Tangan, Menjaga Jarak
Baginya untuk membuat produk-produk tersebut bisa dilakukan sendiri tanpa melibatkan orang ketiga.
"Hasil perkebunan tahunan seperti cengkeh, pala, dan kelapa ini tidak bisa kita olah sampai akhir. Sementara kopi bisa diolah ke bubuk untuk minum dan produk-produk lain dengan tangan sendiri. Jadi tidak ada mafia karena saya mengambil langsung dari petani," kata Riil.
Ketiadaan orang ketiga ini selain meminimalisir adanya mafia juga membuat harga kopi dari petani ke pasar tidak terlalu jauh.
• Pjs Bupati Minut Beber Peran Pejuang Wujudkan Tol Manado-Bitung
Lebih jauh lagi, Riil ingin membuat agrowisata berbasis kopi di Tomohon, di kebun miliknya sendiri.
Di lahan seluas 12 ha nanti para wisatawan akan diajak mengenal lebih dekat tentang kopi dari penanamannya hingga cara menikmatinya.
"Saya proyeksikan kira-kira pariwisata akan pulih di tahun 2022 jika pandemi Covid-19 sudah membaik. Nanti dari situ kita akan memulai," tutup Riil.(*)
• Dinas Sosial Juga Berikan Pendampingan Terhadap Anak Pelaku Kejahatan
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO: