4 Biarawan BTD Ikrarkan Kaul, Mereka Penjaga Anak-anak Panti Asuhan Sayap Kasih Tomohon
Cara berpikir Tuhan sering tidak dipahami logika, aneh dan sering ditertawakan, padahal rencana-Nya agung dan gilang-gemilang.
Penulis: maximus conterius | Editor: maximus conterius
Padahal, menurutnya, seperti dalam bacaan pertama, dikatakan rancangan Tuhan bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan Tuhan.
Ia mengatakan kemurahan hati menjadi standar utama. Allah telah menunjukkan kemurahan hati itu sampai tahun 2020 ini.
Sejak Bapa Abraham dipanggil menuju Tanah Terjanji, ia telah mendapat suplai cinta kasih Tuhan. Tuhan tetap memberikan suplai cinta kasih itu kepada umat-Nya sampai tahun 2020.
Cara berpikir Tuhan, katanya, sering tidak dipahami logika, aneh dan sering ditertawakan, padahal rencana-Nya agung dan gilang-gemilang.
Bagi Tuhan ini bukan pemikiran ekonomis, bukan kontrak manusiawi (seperti yang digambarkan Yesus lewat sabda perumpamaan).
Ini tentang kebaikan manusia, ini tentang tujuan akhir, yang diperjuangkan Yesus di atas kayu salib.
Ia mengatakan, hari ini ada cerita soal Paulus, rasul terakhir (sebelumnya ada 12 rasul tapi Yudas berkhianat lalu diganti Matias).
Paulus pernah menganiaya murid Yesus tapi kemudian bertobat lalu berjalan berkeliling mewartakan Injil.
Paulus mengimani bahwa entah mati atau hidup ia milik Tuhan. Paulus dengan imannya mengenal Yesus dan dengan kerendahan hati mengakui itu bukan karena jasanya.
Seperti Paulus, rasul besar yang dipanggil Tuhan, para bruder yang berkaul kekal dan kaul pertama juga dipanggil Tuhan.
Dalam panggilan ini bukan keadilan standar manusia yang dicari. Semua mencari yang esensial apalagi di masa pandemi ini. Semua mencari identitas yang sejati.

Bruder Alexander BTD mewakili yubilaris mengatakan, pandemi Covid-19 membuat segala sesuatu tidak pasti.
Walau begitu, seperti Covid-19 yang belum ada vaksinnya dan menjadi misteri, ia juga melihat misteri besarnya cinta Tuhan.
Ia berterima kasih karena cinta Tuhan menyertainya sejak masa yuniorat.
Ia mengatakan, karena pengalaman itu, tema retret mereka ialah "Carilah Tuhan di mana Ia berkenan ditemui".