Donald Trump Tuding TikTok Lakukan Pencurian Data, China Pilih Tutup Bisnisnya di Amerika Serikat
Konflik antara Amerika Serikat (AS) dan China bukan hanya terkait urusan politik.
Namun sejumlah sumber bilang para pejabat China yakin penjualan paksa akan membuat ByteDance dan China tampak lemah dalam menghadapi tekanan dari Washington.
ByteDance mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Reuters bahwa pemerintah China tidak pernah menyarankan kepadanya bahwa mereka harus menutup TikTok di Amerika Serikat atau di pasar lain mana pun.
Namun dua sumber Reuters mengatakan China bersedia menggunakan revisi yang dibuatnya pada daftar ekspor teknologi pada 28 Agustus untuk menunda kesepakatan apa pun yang dicapai oleh ByteDance, jika memang diperlukan.
Ditanya tentang Trump dan TikTok, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan bahwa Amerika Serikat menyalahgunakan konsep keamanan nasional, dan mendesaknya untuk berhenti menindas perusahaan asing.
Reuters telah melaporkan bahwa calon pembeli TikTok sedang mendiskusikan empat cara untuk menyusun akuisisi TikTok dari ByteDance.
Dalam hal ini, ByteDance masih dapat mendorong penjualan aset TikTok di AS tanpa persetujuan dari Kementerian Perdagangan China dengan menjualnya tanpa algoritme utama.
Perlawanan TikTok terhadap Trump
Aplikasi sosial media yang sedang naik daun, TikTok dalam beberapa bulan terakhir menghadapi tekanan berat dari Amerika Serikat (AS).
Sosial media TikTok yang dikembangkan oleh perusahaan China, ByteDance ini beberapa kali kerap mendapat "bullying" dari negeri paman Sam, terutama oleh Presiden Donald Trump.
Tindakan "bully" tersebut berupa tuduhan dan amarah Presiden Donald Trump berdasarkan pada pernyataannya bahwa TikTok telah melakukan pencurian data penggunanya yang berasal dari Amerika Serikat dan membahayakan keamanan nasional.
Bahkan, TikTok pun "dipaksa" untuk menyerahkan diri beberapa saham perusahaannya agar dibeli oleh perusahaan Amerika Serikat, jika tidak ingin mendapat perlakuan yang lebih buruk dari sekedar diblokir di negara tersebut.
Namun, TikTok ternyata tidak tinggal diam terhadap apa yang diperbuat oleh Donald Trump.
TikTok pada Senin (17/8/2020) mengeluarkan pembelaan terbarunya atas tuduhan yang terus diarahkan Amerika Serikat bahwa aplikasi itu membahayakan keamanan nasional.
TikTok mengecam yang dilakukan AS itu adalah "rumor dan informasi yang salah" tentang hubungan mereka dengan Pemerintah China.
Aplikasi berbasis video unggahan itu baru saja meluncurkan pusat informasi online, ketika perusahaan induknya di China berhadapan dengan tenggat waktu yang ditetapkan Presiden Donald Trump.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/amerika-serikat-dan-china-tiktok.jpg)