G30S PKI
Kisah 2 Pimpinan Korem Dikhianati Bawahan saat G30S PKI, Jasadnya Nyaris tak Ditemukan Selamanya
Ada 10 Pewira militer tewas dibunuh oleh para pelaku pengkhianatan tersebut baik di Jakarta dan Yogyakarta.
Penulis: Aldi Ponge | Editor: Aldi Ponge
Mereka datang ke rumahnya sudah membawa senjata untuk menculik Katamso. Dia dibawa ke Desa Keuntungan, kompleks Batalyon.
Dia dipukuli dengan kunci mortir 8 dan disertai beberapa kali pukulan. Mayatnya dimasukan dalam lubang yang sudah disiapkan sebelumnya.
Jenazahnya dan Kolonel Sugiono ditemukan pada 21 Oktober, setelah dilakukan pencarian besar-besaran. Tim pencari curiga atas tanaman yang baru ditanam di kompeks asrama di Keuntungan.
Anggota pencari menusukkan tongkatnya ke dalam tanah yang masih lunak. Ujung tongkat beradu dengan sebuah benda.
Tempat yang dicurigai itu langsung digali, dan bau busuk menyengat hidung. Di tempat itulah ditemukan jenazah Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Sugiyono.
22 Oktober 1965, Katamso dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta. Katamso Darmokusumo diangkat menjadi Pahlawan Revolusi pada 19 Oktober 1965 atas Keppres No. 118/KOTI/1965.
Katamso yang saat itu berpangkat Kolonel pangkatnya dinaikkan menjadi Brigadir Jenderal. Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009, gelar ini diakui juga sebagai Pahlawan Nasional.
Dia meninggalkan seorang Istri bernama Sriwulan Murni. Mereka memiliki tujuh anak terdiri lima laki-laki dan dua perempuan.
Sugiyono Tewas saat Cari Katamso
Kolonel Sugiyono ditemukan tewas bersama atasannya, Komandan Korem 072/Pamungkas, Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo di Yogyakarta.
Mungkin sosok Kolonel Sugiyono yang saat itu menjabat Kepala Staf Korem 072/Pamungkas tak setenar nama Jenderal korban pembunuhan sadis itu.
Atau bisa jadi tak banyak yang tahu sosok pahlawan revolusi yang satu ini.
Bahkan wikipedia pun hanya merilis data seadanya terkait pahlawan yang memiliki nama lengkap Raden Sugiyono Mangunwiyoto ini.
Kolonel Sugiyono dilahirkan dilahirkan di Gedaren, Gunung Kidul pada 12 Agustus 1926 dan meninggal pada usia 39 tahun. Dia menikahi seorang perawat RS Bethesda, Supriyati.
Mereka bertemu saat Kolonel Sugiyono dirawat ketika cedera bertugas di medan perang.