7 September 1920, 100 Tahun Lalu, Misionaris Hati Kudus Yesus Mulai Berkarya di Bumi Nyiur Melambai
Trio ksatria MSC menjejakkan kaki di Bumi Nyiur Melambai pada tanggal 2 September 1920.
Penulis: maximus conterius | Editor: maximus conterius
Kemudian periode II abad XVI adalah kehadiran Gereja Katolik masa Portugis, Spanyol dan Belanda.
Pada periode III atau mulai abad XVIII, adalah masa Vikariat Apostolik of Batavia.
Ia lalu menjelaskan tahap-tahap kehadiran MSC di Nusantara. Secara embrional dimulai dengan penyerahan wilayah pulau-pulau sebagai daerah misi.
Pada tahun 1902, ada Prefektur Nederlandsche Nieuw Guinea di mana serah terima dibuat di Langgur pada 1 Januari 1904.
Tahun 1919 ada penyerahan misi untuk Pulau Sulawesi dengan kehadiran Prefektur Apostolik Celebes. Lalu pada tahun 1920 prefektur itu menjadi vikariat apostolik.
Selang 30 tahun kemudian atau pada 1950, MSC dipercayakan juga untuk berkarya di Vikariat Merauke.
Namun, sebelumnya, atau tahun 1942, ada tragedi di mana Mgr Arts beserta 13 imam dan suster dibunuh oleh tentara Jepang.
Frans Nongka, tokoh awam yang pernah mendapat pembinaan MSC mengatakan, membaca buku sejarah kehadiran MSC sangat menarik seperti seakan membaca buku novel dengan kisah-kisah yang mengharukan.
Ia juga seakan membaca riwayat hidup sendiri karena pernah mengalami pengalaman dengan beberapa pastor misionaris Belanda.
Secara khusus ia terkenang momen tanggal 22 Jun 1967 saat ada penyambutan Dubes Vatikan Mr Salvatore Papalardo.

Wakil Ketua Ikal STFSP, Joula Makarawung, berterima kasih atas penyelenggaraan webinar tersebut.
Hal yang sama diungkapkan Ketua Panitia 100 Tahun MSC di Sulawesi, Pastor Berty Tijow MSC.
Sebelum berakhir, pertemuan daring tersebut ditutup dengan doa penutup dan berkat oleh Uskup Emeritus Keuskupan Manado, Mgr Joseph Suwatan MSC.
Turut ditayangkan video sambutan Uskup Agung Makasar John Liku yang mengucapkan proficiat atas 100 tahun MSC di Sulawesi.
Menurutnya, cinta pertama MSC untuk Keuskupan Makasar mulai dari zaman Prefektur Apostolik.