Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

OPINI PAKAR

Kluster Sekolah Covid-19 di Zona Kuning-Hijau

Membuka sekolah ditengah pandemi adalah kekeliruan besar yang akan disesali kemudian.

handover
Prof Dr Ridwan Amiruddin SKM MKes MPH (Ketua Umum Persakmi Indonesia dan Ahli Epidemiologi) 

Oleh: Prof Dr Ridwan Amiruddin SKM MKes MPH

Ketua Umum Persakmi Indonesia - Epidemiologi Utama

Covid-19 baik secara global, regional hingga skala lokal masih menjadi isue yang sensitif dengan laju insindensi yang bertambah setiap hari.

Begitu juga paramater positip rate masih tinggi dikisaran 12% bahkan lebih (standar 5%).

Kebijakan teranyar Kemendikbud dengan dibolehkannya membuka kembali sekolah yang termasuk di zona kuning dan hijau.

Hal ini tentu akan menjadi debat publik yang kontroversi terkait pemahaman sistem zonasi covid-19 yang multi tafsir.

Pendekatan awal sistem zonasi ini sederhananya memberikan visualisasi ancaman yang ada di suatu wilayah.

Jangan Khawatir Bagi yang Tidak Lulus SBMPTN 2020, Ini Saran Pakar Pendidikan

Pendekatan ini sangat populer untuk melihat kerentanan wilayah kebencanaan alam misalnya banjir, longsor, tornado, gempa bumi, gunung api meletus hingga angin puting beliung.

Bila melihat peta zonasi bencana alam tersebut, dengan mudah dipahami posisi dan tindakan yang harus di ambil untuk kepentingan mitigasi kebencanaan menjadi sangat bermanfaat.

Terutama untuk mengurangi risiko korban jiwa dan harta benda lainnya secara cepat dan tepat pada situasi sekarang dan dimasa yang akan datang.

Kebencanaan alam, tentu sifat ancamannya terkonsentrasi berbasis di wilayah tersebut; arah dan potensi risikonya dapat diproyeksikan dengan baik.

Sementara bencana non-alam, arah dan potensi risikonya bergeser dari aspek wilayah ke aspek populasi atau penduduk yang bergerak dinamis.

Aspek utama populasi yang menjadi potensi risiko kedaruratan kesehatan masyarakat adalah kepadatan penduduk , mobilitas penduduk dan interaksi sosial yang tinggi di antara penduduk.

Man City vs Lyon, Duel Pembunuh Raksasa

Aspek lainnya, literasi kesehatan yang rendah, hingga konsep pengenalan diri yang terbatas.

Dengan pendekatan risiko seperti tersebutlah semestinya indikator zona kebencanaan non-alam atau kedaruratan kesehatan masyarakat ini dikembangkan.

Sederhananya, bencana pandemik covid-19 bersifat melekat pada populasi bukan pada wilayah.

Kalaupun suatu wilayah menjadi epicentrum, itu karena aspek kepadatan penduduk, mobilitas penduduk seperti yang telah di bahas sebelumnya.

Secara sederhana peta zonasi covid-19 yang beredar sekarang itu dibangun dari indikator epidemiologi, kekuatan sistem layanan dan indikator surveilans.

Pembobotan pada masing masing indikator tersebut yang memberikan gradasi risiko atau ancaman yang berbeda setiap wilayah.

Tentu konsep awalnya bermaksud untuk kemudahan visualisasi ancaman.

Kecelakaan Maut, Melaju Dengan Kecepatan Tinggi Mobil Honda Jazz Tabrak Tronton, 3 Orang Tewas

Namun seiring perkembangan informasi peta zonasi untuk pandemi covid sebagai bencana non-alam kurang tepat. terdapat banyak parameter yang tidak terungkap. Dan peta itu sangat dinamis.

Pembukaan sekolah

Desakan pembukaan sekolah di tengah pandemi sekarang menjadi rancu.

Sifat bencananya yang massive tanpa pandang strata dan struktur sosial dikenal dengan super spreader adalah pertimbangan yang perlu mendapat perhatian bagi pihak otoritas.

Perlu penajaman dan peningkatan persepsi aura krisis yang masih rendah di seluruh tatanan.

Membuka sekolah ditengah pandemi adalah kekeliruan besar yang akan disesali kemudian.

Beban kesehatan masyarakat akan menjadi berlipat ganda bila hal tersebut terus dipaksakan dan diserahkan ke masyarakat.

Beberapa contoh wilayah yang sudah membuka sekolah dan cluster covid-19 di sekokah tersebut sudah bermunculan.

Strategi Biar Sukses Mencari kerja di Masa Pandemi Virus Corona, Fokus pada Resume Ini

Misalnya kluster sekolah di Papua, Jawa Timur bahkan negera lain yang relatif lebih terkendali covidnya juga bertambah kasus setiap hari. Sehingga harus ditinjau ulang.

Kelompok umur sekolah, bukanlah barrier terhadap penularan covid-19. Tapi merupakan kelompok berisiko tinggi juga untuk terpapar.

Mengapa berisiko membuka sekolah di zona kuning?

Itu tidak terlepas dari sifat ancamannya:

1. Mobilitas guru dan siswa lintas wilayah dan antar zona.

2. Kebijakan dan kepedulian terhadap disiplin protokol kesehatan yang minim

3. Persiapan sekolah dalam kenormalan baru hampir tidak ada.

4. Minimnya persiapan guru untuk belajar mengajar pada situasi pandemi.

5. Siswa yang tidak peduli dan kurang paham terhadap risiko kesehatan yang dihadapinya.

Kemenkes dapat Anggaran Rp 84,3 Triliun, Terawan: Akan Fokus pada Penanganan Enam Masalah Kesehatan

Maka jalan tengah yang dapat diambil oleh pemerintah adalah

1. Target kurikulum pembelajaran yang minimalis mencapai kompetensi dasar saja.

2. Penguatan konteks pendidikan karakter dan kultur lokal.

3. Bagi sekolah supayah memenuhi cek list sebagai sekolah layak belajar pada situasi pandemik

4 Pelatihan buat guru untuk mengembangkan sistem belajar yang student oriented kewilayahan bukan mengejar standar nasional tapi memperkuat cultur positip karakter berbangsa.

5. Pihak sekolah pada situasi pandemik tetap nemberikan layanan terbatas sebagai tempat konsultasi, guru dan siswa secara terbatas.

Mengingatkan kembali bahwa pendidikan itu bersifat sepanjang hayat dan bukan hanya di ruang ruang kelas anak didik kita belajar.

Anak anak kita belajar di lingkungan keluarga dengan segala keterbatasan dan kelebihannya.

Itu adalah bekal terbaik bagi mereka.

Belajar tanpa batas adalah belajar sepanjang hayat dalam segala kondisi. Pelajar yang tangguh tidak mudah menyerah dalam segala keterbatasannya.

Guru yang hebat akan selalu menginspirasi dan memberikan inovasi belajar pada situasi yang tersulit sekalipun.

Keluarga yang bertanggung jawab pada pendidikan anak akan menata ulang seluruh rencana rencana hidupnya.

Situasi sekarang telah terjadi disrupsi dunia pendidikan.

Runtuhnya tembok kelas sebagai pembatas antar ruang ruang belajar. Anak kembali belajar di alam dengan sinyal yang terbatas.

Hal tersebut bagian dari tantangan alam dan teknologi yang akan menempah mereka menjadi siswa yang tangguh di masa yang akan datang.

Perkuat kultur baru tatanan hidup sehat yang mendukung disiplin terhadap protokol pengendalian covid-19.

Lindungi diri anda, keluarga, siswa, guru dan masyarakat luas.

Relaksasi reopen sekolah mewajibkan atau bersifat mandantory terhadap protokol kesehatan. (*)

15 Agustus 2020

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Ketika Penegak Jadi Pemeras

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved