Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ledakan di Beirut

Cerita Paramedis yang Tewas Saat Ledakan di Beirut, Sempat Yakinkan Tunangannya Lewat Video Call

Dengan berlinang air mata, ibunda Sahar Fares menyebut tidak akan pernah bisa memaafkan orang yang bertanggung jawab atas kematian putrinya.

Editor: Chintya Rantung
IST
Sahar Fares, salah satu paramedis pertama yang menjadi korban tewas dalam ledakan pertama terjadi di Pelabuhan Beirut, Lebanon. 

"Mereka lebih baik membunuhnya melalui korupsi dan kebencian mereka," katanya.

"Dia dikhianati. Mereka membunuhnya. Mereka membunuh mimpinya. Mereka membunuh masa depannya."

"Apakah ada ayah yang mengirim putranya untuk mati? Sampai mati? Dia bekerja untuk negara, dia bekerja untuk negara," tegasnya.

Di pelabuhan, tempat ribuan ton amonium nitrat disimpan sembarangan sebelum meledak, pencarian para korban terus dilanjutkan.

Sebagian besar tim pemadam kebakaran bersama Sahar, masih hilang.

Anjing pelacak dari tim penyelamat internasional masih melacak di seluruh bangunan yang hangus.

Namun, tidak ada yang berharap menemukan orang yang masih hidup.

Tiga hari berkabung resmi Lebanon mungkin telah berakhir tetapi penderitaan tidak berhenti.

Untuk keluarga Sahar, mereka menginginkan penyelidikan internasional atas apa yang mereka sebut sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.

Tetapi mereka mengatakan di negara tersebut, mungkin tidak akan pernah tahu kebenaran atau mendapatkan keadilan.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Paramedis yang Meninggal Akibat Ledakan di Beirut, Sempat Video Call dengan Tunangannya, https://www.tribunnews.com/internasional/2020/08/11/kisah-paramedis-yang-meninggal-akibat-ledakan-di-beirut-sempat-video-call-dengan-tunangannya?page=all.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved