Opini
School From Home - Tips Pendampingan Anak di Era New Normal
MASA pandemi dan era new normal menghasilkan beberapa istilah baru. Satu yang sedang naik daun saat ini adalah istilah ‘school from home’
Penulis: Stief A Walewangko SFils MPd
(Dosen FIP Unika de La Salle Manado)
MASA pandemi dan era new normal menghasilkan beberapa istilah baru. Satu yang sedang naik daun saat ini adalah istilah ‘school from home’ (bersekolah dari rumah). Istilah ini rupanya terinspirasi dari work from home (bekerja dari rumah). Bedanya, yang satu diterapkan di dunia kerja pada umumnya, sedangkan yang lain khusus dalam dunia pendidikan.
Dalam dunia pendidikan istilah school from home sekurang-kurangnya merujuk pada kegiatan belajar yang bertempat di rumah masing-masing dan dengan metode dan media pembelajaran spesial. Biasanya siswa dan guru belajar di sekolah dengan metode tatap muka (dikenal dengan istilah sinkronus), namun kini kegiatan pembelajaran dilakukan di rumah menggunakan metode daring dengan media dan sumber belajar online (disebut asinkronus). Karena pembelajaran dilaksanakan di rumah, tanpa tatap muka langsung dengan guru, maka orang tualah yang harus berperan aktif, minimal dalam menyiapkan fasilitas (laptop, smartphone, aplikasi pembelajaran, kuota internet) dan mendampingi anak. Hal ini wajib dilaksanakan oleh orang tua, terutama mereka yang memiliki anak di jenjang TK maupun SD kelas rendah (kelas 1-3).
Kenyataannya, school from home menimbulkan masalah baru yang sangat pelik. Banyak orang tua mengeluh karena kurangnya fasilitas dan terutama kurangnya pemahaman mereka tentang cara mendampingi anak saat belajar. Apalagi, banyak dari antara mereka yang bukan dari kalangan pendidikan. Anak-anak merasa stres karena sulit memahami pelajaran, sementara orang tua juga tertekan melihat situasi anak. Belum lagi tuntutan guru agar sesegera mungkin mengirimkan tugas yang diberikan setiap hari (entah rekaman video, catatan, atau proyek tertentu).
Bagi orang tua yang mengalami situasi ini, penulis memberikan beberapa tips agar kegiatan school from home menjadi lebih menyenangkan dan tentu saja mudah untuk dilaksanakan.
Pertama, ide tentang ‘rumahku sekolahku’. Yakinkan ke anak bahwa rumah kita adalah sekolah juga. Sebagaimana di sekolah selalu ada aturan dan jadwal yang jelas, demikian juga belajar di rumah memiliki aturan dan jadwalnya. Diskusikan dengan anak dan buatlah jadwal bersama (kapan waktu belajar, membuat tugas, istirahat, dll.). Jadwal harus disepakati dan diupayakan agar tidak memberatkan anak. Sebaiknya jadwal ini pun dikonsultasikan dengan guru kelasnya.
Kedua, latih keterampilan fokus (memusatkan perhatian). Hal ini dilatih agar menjadi kebiasaan (Charlotte Mason menyebutnya: habit training). Tanamkan ke anak bahwa orang yang terbiasa fokus akan menjadi ahli dalam bidangnya. Daya fokus anak usia TK dan SD biasanya sangat singkat (5-10 menit). Latihan fokus setiap hari akan membantu anak untuk lebih terampil dalam belajar.
Ketiga, buat komitmen bersama. Orang tua memberi teladan tentang kedisiplinan mengikuti jadwal yang telah disepakati bersama; tegas dan tidak mudah terpengaruh, tetapi tetap fleksibel memperhatikan kebutuhan anak.
Keempat, lakukan refleksi sederhana. Waktu yang paling baik untuk ini adalah sebelum tidur. Orang tua menanyakan tentang perasaan anak saat belajar; apa yang menyenangkan dan tidak menyenangkan; termasuk penguatan dan reward apabila anak sukses mengikuti jadwal belajar yang berlaku.
Kelima, hadir bersama anak. Orang tua wajib hadir dalam proses belajar bersama anak. Kehadiran akan selalu menghasilkan rasa aman dan nyaman; kebutuhan afeksi anak akan terpenuhi; dan pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat keberhasilan dalam belajar. Banyak orang tua mengeluh soal keadaan saat ini, tetapi tidak pernah meluangkan waktu untuk hadir bersama anak dan melalui proses itu bersama mereka.
Beberapa tips ini mungkin terlihat biasa-biasa saja. Tetapi, bagi orang tua yang benar-benar serius dan sungguh-sungguh ingin anaknya sukses dalam situasi school from home, cara-cara ini pantas dan layak untuk dicoba. Niscaya, school from home akan menjadi lebih menyenangkan. (*)