Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

Kisah Monika Gadis Cantik Imut Asal Pontianak yang Disiksa di China karena Menolak Permintaan

Dunia sedang dihebohkan dengan kisah pilu gadis berparas cantik asal Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia.

Editor: Alexander Pattyranie
Tangkapan Layar Video
(Ilustrasi) Tangkap layar wanita menjadi korban perbudakan di rumah mertuanya sendiri di China. 

"Lega rasanya aku tidak memiliki anak darinya.

Apa yang bakal terjadi kepada anakku jika ayah mereka suka memukul ibunya dan punya nenek dan

kakek yang kejam?," ucapnya.

Nyaris gila

Bahkan, Monika mengaku nyaris gila lantaran harus hidup penuh siksaan di Tiongkok selama 10 bulan.

"Saya amat tertekan selama hidup di China sehingga nyaris gila. Saya menangis tiap malam.

Kini saya hanya ingin bekerja agar adik-adik saya bisa sekolah," tutupnya.

Penggerebekan mak comblang

Akhirnya, pada bulan Juni 2019 lalu, kepolisian Indonesia langsung melakukan penyelidikan dan menggerebek rumah yang

diduga milik sang mak comblang di Pontianak.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, terungkap ada 60 wanita Indonesia lain yang telah diterbangkan ke Tiongkok untuk dinikahi

pria yang sudah memberi bayaran Rp 40 juta per orang.

Sementara itu, kepolisian Tiongkok juga baru saja membebaskan 1.147 wanita asing yang menjadi

korban perdagangan manusia.

Di antara ribuan wanita itu, ada 17 gadis malang yang masih dibawah umur, yang berasal dari Myanmar,

Kamboja, Laos, Vietnam dan Thailand.

Hingga kini, setidaknya ada sekitar 1.332 orang ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka atas kasus

jaringan perdagangan manusia (trafficking).

Kisah lainnya, dari cerita Surani TKW di Arab Saudi yang tak diberi makan berhari-hari oleh majikannya.

Surani (45), TKW di Arab Saudi tiba di rumahnya di Dukuh Ngembat, RT 21, Desa Wonorejo, Kecamatan

Karangmalang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Surani tiba di Sragen pada Rabu (15/7/2020) sekitar pukul 05.30 WIB dengan menaiki mobil travel dari Jakarta.

Dari Sragen, dirinya dijemput keluarga untuk pulang ke kampung halamannya.

Ketika ditemui di rumah sang kakak Wardiyanto, Surani tidak menyangka akan menjadi korban kesadisan

majikannya bernama Nafisa (58), seorang ibu dari empat orang anak.

"Dua bulan terakhir saya disekap majikan saya dengan alasan saya pernah nguping pembicaraan mereka,

padahal saya tidak pernah."

"Kesalahan lainnya, saya pernah bilang ke anak majikan kalo ibu kurang rapi ya itu memang salah saya

dan itu saya sudah minta maaf tapi tetap di sekap," terang Surani.

Tonton videonya:

Selama hampir dua bulan disekap,  kehidupan Surani sangatlah memprihatinkan.

Surani hanya makan apabila sang majikan ingin memberinya makan.

Dirinya sering diberi setengah porsi roti untuk makan selama dua sampai tiga hari.

Bahkan, ketika dirinya meminta air untuk minum, Surani hanya diperbolehkan minum dari air mentah di kamar mandi.

"Dia sering mengurung saya, jarang dikasih makan, sedangkan minta air saja tidak dikasih, disuruh ambil di kamar mandi. Waktu saya lapar saya minta garam untuk mengganjal lapar itu saja tidak dikasih," kata Surani meneteskan air mata.

Surani menyampaikan, dirinya disekap dalam kamar dengan diameter 5x4, dimana tidak ada kamar mandi hanya ada tempat tidur.

Pergi ke kamar mandi saja Surani tidak diizinkan.

Dirinya bisa ke kamar mandi apabila sang majikan ingin membukakan pintu.

Tak jarang Surani untuk buang air kecil dirinya menggunakan botol yang sudah ia ambil ketika dirinya keluar kamar.

Sementara untuk membuang air besar dirinya harus bisa menahan selama dua hingga tiga sehari.

"Karena makan juga jarang, jadi perut kan nggak ada isinya jadi bisa menahan," lanjut Surani.

Surani menyampaikan, majikannya tidak pernah melakukan kekerasan, hanya saja sang majikan sering melempar-lempar barang seperti botol, gelas ke dirinya.

"Majikan saya pernah bilang: "Saya sengaja mengurung, pengen kamu mati saja kalau saya jengkel nanti kamu saya tusuk pisau" sudah sampai mengancam membunuh juga," katanya.

Dirinya menyampaikan perlakuan majikannya memang mulai berubah dua bulan terakhir.

Sebelum itu dirinya tidak disiksa, tetap melakukan pekerjaan rumah, hanya saja gajinya selama lima bulan ditahan.

Dalam sebulan, Surani menerima gaji sebesar 1000 real atau Rp 3 juta.

Sang majikan juga pernah meminta perhiasan dan uang yang dimiliki Surani.

Namun, ketika Surani pulang, gaji yang nunggak dan perhiasan dikembalikan.

Disekap, Tapi Telfon tidak disita

Sedikit keberuntungan nampaknya menyertai Surani.

Ketika disekap, sang majikan tidak mengambil handphone miliknya, sehingga Surani bisa berhubungan dengan siapapun.

Awalnya Surani hanya menghubungi keluarga di Sragen.

Sehingga keluarga mencarikan bantuan agar Surani bisa bebas dan selamat.

Saat itu, Surani juga berusaha menghubungi pengurus Buruh Migran Indonesia (BMI) Jeddah dan menceritakan semua yang terjadi.

BMI akhirnya menghubungi Konsult Jendral Republik Indonesia (KJRI).

"Saya hubungi BMI Jeddah, BMI akhirnya menghubungi KJRI, KJRI menelepon polisi Saudi Arabia.

Dari kepolisian akhirnya menelepon majikan dan anak majikan mengantarkan saya ke kantor polisi," terang Surani.

Surani pernah ditanyai KJRI akan menuntut apa kepada majikan? Namun dirinya tidak menuntut apapun dan hanya meminta dirinya dipulangkan ke Indonesia.

Selama Surani di KJRI, sang majikan sempat beberapa kali datang untuk meminta maaf dan meminta Surani kembali bekerja bersamanya, namun Surani menolak dan tetap ingin pulang.

18 Tahun Tidak Pulang ke Indonesia

Memiliki latar belakang lulusan SD kala itu  membuat Surani tetap bertekad pergi ke Arab Saudi menjadi TKW.

Dirinya pernah tujuh tahun menjadi TKW di Mekkah dan mendapatkan majikan yang baik, kemudian pulang.

Tujuh tahun menjadi TKW membuat Surani saat itu memiliki cukup uang untuk membeli sawah di kampung halaman.

Kemudian, dirinya kembali memutuskan menjadi TKW.

Sejak 2002 berangkat ke Arab Saudi, dirinya juga menemui majikan yang baik, yaitu ibu dari Nafisa majikannya yang terakhir.

"Dulu saya ngurus ibunya Nafisa, ibunya sangat baik. Ibu ini tidak ada yang nengurus. Jadi saya kasihan dan akhirnya saya tidak pernah pulang ke Sragen," katanya.

Selama 14 tahun dirinya merawat ibu Nafisa hingga meninggal dunia.

Setelah ibunya meninggal, akhirnya Surani diminta Nafisa menjadi asisten rumah tangganya. Di sinilah muncul malapetaka itu hingga terjadi penyiksaan. 

Singkatnya, proses kepulangan Surani ke Indonesia kurang lebih selama 20 hari.

Surani mengaku trauma dengan kejadian yang menimpanya dan tidak ingin kembali lagi menjadi TKW.

(Tribunjateng.com/Mahfira Putri Maulani)

BERITA TERPOPULER :

 Naas, Merangkak Keluar Rumah, Bayi 11 Bulan Tewas Terlindas Mobil dengan Kondisi yang Mengenaskan

 Ramalan Zodiak Aries Sepanjang Tahun 2020, Asmara hingga Kesehatan, Akan Banyak Hal yang Tak Terduga

 8 Buah dan Sayuran Ini Lebih Berkhasiat Dikonsumsi Mentah, Nomor 3 Bisa Hancurkan Kanker

TONTON JUGA :

Artikel telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul:Video Cerita Surani TKW di Arab yang Tak Diberi Makan Berhari-Hari

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved