Orang Takut Corona di RS Kandou: Kunjungan Turun hingga 60 Persen
Pandemi Coronavirus disease 2019 (Covid-19) merubah segalanya. Orang semakin khawatir berkunjung ke rumah sakit (RS).
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Pandemi Coronavirus disease 2019 (Covid-19) merubah segalanya. Orang semakin khawatir berkunjung ke rumah sakit (RS). Di Sulawesi Utara, penurunan kunjungan ke RS hingga 80 persen. Hanya satu alasan, mereka takut terpapar virus Corona.
• 8 Cara Move On dari Mantan, Salah Satunya Ubah Pola ini
Sebaliknya pandemi Covid-19 hampir membuat ruang isolasi RS terisi penuh. Berbeda dengan ruangan khusus pasien umum yang menurun drastis. RSUP Prof Kandou Malalayang Manado misalnya. RS terbesar di Sulut jarang lagi dikunjungi masyarakat.
Jubir Gugus Tugas Covid-19 RS Prof Kandou yang juga Kepala Bidang Pelayanan Medik RS Prof Kandou dr Hanry Takasenseran mengatakan, kemungkinan karena stigma (bahaya Covid-19), pasien (umum) takut merawat karena Covid-19.
"Penurunan kunjungan pada masa pandemi dibanding sebelum pandemi menurun hingga sekitar 60 persen," kata Takasenseran ketika dihubungi, Rabu (15/7/2020).
Dia katakan, untuk dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain masuk kerja seperti biasa sesuai tupoksinya. Seperti diketahui pasien suspect yang sebelum disebut pasien dalam pengawasan (PDP) di RS Prof Kandou ada 56 orang.
Di RSU Datoe Binangkang, Bolaang Mongondow, penurunan mencapai 20 persen. Direktur RSU Datoe Binangkang, Debbie Kulo mengatakan, penurunan kunjungan terjadi di awal masa Covid-19. "Memang ada penurunan tapi tak signifikan, di bawah 50 persen, hanya 20 persen," kata dia.
Dikatakan Debbie, penurunan terjadi di poli penyakit. Sementara UGD relatif stabil. Ia mengakui ada beberapa tenaga kesehatan yang dirumahkan. "Tapi itu karena alasan medis, mereka sudah berusia di atas 50 tahun dan komorbit karena rentan Covid 19," ujarnya.

Debbie menuturkan, saat ini, jumlah pasien sudah kembali ke sedia kala. "Saat ini sudah seperti biasa, di poli umum maupun UGD, seperti biasa," kata dia.
Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara sebelumnya mengambil kebijakan terkait RSUD Mitra Sehat dijadikan rumah singgah bagi pelaku perjalanan dari luar daerah.
• Siswa Bisa Mendaftar ke Sekolah Luar Donasi, Ini Syaratnya
Diakui Dirut RSUD Mitra, dr Lusy Mewengkang, kunjungan pasien mulai menurun sejak wabah mencuat di wilayah Mitra. "Memang bila dilihat seperti itu. Kita kan punya juga data dari setiap klinik berapa jumlah pengunjung setiap harinya dan direkap. Memang mengalami penururnan kunjungan pasien, apalagi setelah dibuka sebagai rumah singgah di beberapa gedung RS," kata Mewengkang.
Adapaun dikatakan Lusy, bila dilihat dari persentase, dari normal kunjungan pasien ke setiap klinik sebelum Covid-19, masih 100 persen. Namun dengan hadirnya wabah ini turun hingga 80 persen.
"Kalau dilihat sesuai dengan jumlah data, yang biasanya dari 10 angka kunjungan pasien tinggal 8 kunjungan, sekitar 20 persen penurunan waktu wabah itu merebak di wilayah Mitra," ungkap Dirut RSUD.
RSUD Anugerah Tomohon juga mengalami penurunan jumlah pasien umum. Dari data yang dihimpun jumlah penurunan terjadi sejak tiga bulan terakhir atau pada Maret 2020.
Kepala RSUD Anugerah melalui Kepala Bidang Tata Usaha, dr Novri Tuerah menyebutkan, jumlah pasien rawat inap pada Maret yakni 120-an orang. Sedangkan untuk April 70-an, lalu Mei tinggal 40-an pasien. "Untuk Mei tinggal 40-an pasien, karena sebagian instalasi rawat inap sudah merawat pasien Covid-19," jelasnya.
Adapun diungkapkan Tuerah, biasnya per bulan RSUD Anugerah menangani rata-rata 100 lebih pasien. Meski turut diakuinya jumlah tersebut sebetulnya tak menentu. "Gak menentu juga. Karena waktu Januari 500 lebih," ungkapnya.