Cerita Alkitab
Kisah Musa, Nabi 3 Agama, Pemimpin Besar Israel Kuno, Bisa Bertemu Langsung dengan Allah
Bersama Harun, Musa dikenal sebagai seorang pemimpin dan nabi yang membebaskan Bani Israel dari perbudakan di Mesir.
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Aldi Ponge
Catatan Alkitab dilanjutkan lagi ketika Musa berusia 40 tahun.
Waktu itu ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu.
Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir.
Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti.
Musa pun melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur.
Adapun imam di Midian itu mempunyai tujuh anak perempuan.
Mereka datang menimba air dan mengisi palungan-palungan untuk memberi minum kambing domba ayahnya.
Maka datanglah gembala-gembala yang mengusir mereka, lalu Musa bangkit menolong mereka dan memberi minum kambing domba mereka.
Kembali ke Mesir untuk memimpin Israel
Selama tinggal di Midian, Musa biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Suatu waktu, ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampai ke "gunung Allah", yakni gunung Horeb.
Waktu Musa sampai ke gunung Horeb itu, ia telah berdiam di Midian selama 40 tahun.
Sesampainya di sana, malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
Dari semak duri berapi itu Allah berbicara kepada Musa. Allah mengutus Musa untuk menyelamatkan bangsa Israel dari perbudakan.
Musa pun kembali ke Mesir untuk meminta Firaun melepaskan bangsa Israel dengan ditemani Harun, abangnya.
Firaun tidak bersedia melepaskan bangsa Israel karena hatinya dikeraskan oleh Allah untuk menunjukkan kuasa Allah kepada manusia.
Akhirnya Allah menimpakan sepuluh tulah kepada bangsa Mesir yang puncaknya diperingati oleh bangsa Yahudi sebagai hari raya Pesakh atau pelepasan (Paskah zaman Perjanjian Lama menurut orang Kristen) di mana Firaun menyerah dan membiarkan bangsa Israel pergi.