Kasus Novel Baswedan
Pengacara Sindir Pimpinan KPK yang Hanya Diam Tak Peduli dengan Nasib Novel Baswedan
Mereka, lanjut dia, tidak menyampaikan protes terkait tuntutan ringan terhadap pelaku penyerangan Novel Baswedan.
"Contohnya begini, dalam pembelaan disebutkan bahwa mata kiri saya sakit karena salahnya penanganan."
"Kata-kata itu, salah penanganan, harus berbasis ilmu pengetahuan."
"Contohnya begini, kalau ada orang kakinya patah, dan patahnya tidak bisa disambung."
"Jadi kalau pembelaan juga mesti ingat ada hal-hal yang terkait pembelaan, tapi menjaga nama baik institusi juga penting," paparnya.
Poin lain yang digarisbawahi Novel Baswedan adalah soal terdakwa yang mengaku menyerang dirinya dengan alasan dendam pribadi, menganggap Novel Baswedan menyerang institusi Polri.
Novel Baswedan pun tak memercayainya.
"Saya kok tidak percaya ya. Logikanya begini, ini bisa dikonfirmasi dengan Polri."
"Saya percaya institusi Polri, karena saya sering interaksi apalagi bersama anggota Brimob."
"Saya pernah beberapa kali berkegiatan operasi bersama anggota Brimob," kata Novel Baswedan.
Rahmat dan Ronny berasal dari satuan Brigade Mobil (Brimob).

Menurut Novel Baswedan, anggota Brimob biasanya memiliki idealisme dan disiplin yang baik.
Anggota Brimob juga, kata dia, hidup dalam kesederhanaan.
"Anggota Brimob yang hidupnya sederhana, dan saya belum pernah mendengar ada anggota Brimob yang menggunakan kekuasaannya atau kewenangannya untuk korupsi, karena memang tidak ada."
"Terus kalau dikatakan dianggapnya saya menyerang segala macam, terus benci, tidak masuk akal."
"Kalaupun ada anggota Polri atau pejabat siapapun dia, yang benci dengan perilaku saya memberantas korupsi, tentulah dia sedang melakukan itu."