Update Virus Corona Indonesia
Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Susi Air, Tutup Banyak Cabang dan Hampir 2 Bulan Tak Beroperasi
Di sisi lain, di masa-masa itu Susi tetap harus membayar gaji karyawannya, membayar sewa tempat, termasuk kewajiban kepada perbankan.
"Saya bukan minta kompensasi, tapi at least kewajiban kita yang rutin digratiskan dulu," ucap Susi.
Susi mengatakan usulannya untuk memperoleh keringanan itu layak dipertimbangkan. Sebab saat ini perusahaannya sudah tidak lagi memiliki pendapatan atau zero income.
Meski belum lama ini penerbangan dibuka, Susi menyebut kondisi itu tetap tidak menutup pengeluaran perusahaan.
Saat ini Susi Air hanya terbang kurang dari 2 persen dari kapasitas maksimal saat normal. Salah satunya terbang menuju Jakarta untuk keperluan pengiriman logistik.
Susi memperkirakan penerbangan bisa naik 50 persen baru bisa terjadi pada 2021.
"Saya belum mau bilang menyedihkan tapi kondisi ini menakutkan. Tidak bisa terbang kan ini bukan intensi kami, kalau tidak ada penerbangan di saat normal kan biasanya didenda, tapi kalau sekarang kami tidak bisa apa-apa," ujar Susi.
Usulan terakhir yang disampaikan Susi juga terkait peninjauan ulang syarat terbang berupa tes polymerase chain reaction (PCR).
Menurut Susi kebijakan itu mustahil diterapkan dan malah akan membuat sama sekali tidak ada orang yang terbang.
"Bagaimana saya kemarin dengan PCR. kalau masyarakat mau terbang saya lihat itu tidak mungkin di daerah (tes) PCR. Impossible," ucap Susi.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 2 Bulan Susi Pudjiastuti Tanpa Pemasukan: 'Ini Kondisi Tersulit dalam Hidup Saya Bekerja'.