New Normal
Sebut Negara Bangkrut, Refly Harun: Penerapan New Normal Sebagai Wujud Ketidakmampuan Pemerintah
Kabarnya dari Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun turut mengomentari soal rencana penerapan New Normal di tengah pandemi Virus Corona.
Refly menyatakan, pemerintah Indonesia bahkan berani merencanakan New Normal saat belum benar-benar mampu menuntaskan wabah Virus Corona.
"Tapi di Indonesia belum ada kejelasan apakah kita dianggap berhasil lalu kemudian kita menuju fase berikutnya, New Normal," sambungnya.
Melanjutkan penjelasannya, Refly lantas menyoroti kondisi politik di Indonesia.
Ia menilai, politik di Indonesia hanya dikuasai oleh pihak yang bergabung di pemerintahan.
"Persoalan politik, yang paling masalah adalah kita tahu bahwa oligarki politik luar biasa di Indonesia."
"Kekuasaan politik formal itu consolidated sehingga suara-suara raisonal, suara-suara lain kadang sulit mendapat tempat. Bahkan kadang-kadang direpresi juga," tandasnya.
Simak video berikut ini menit ke-19.44:
Kondisi Ekonomi selama Pandemi
Di sisi lain, sebelumnya Pengamat Komunikasi Politik, Hendri Satrio turut mengomentari soal rencana New Normal yang akan segera diterapkan di tengah pandemi Virus Corona.
Dilansir TribunWow.com, Hendri Satrio menyinggung pertimbangan pemerintah hingga berani mempersiapkan New Normal.
Menurut dia, penerapan New Normal harus berlandaskan faktor kesehatan.
Hal itu disampaikan Hendri Satrio melalui kanal YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne, Sabtu (30/5/2020).
"Menurut saya komando bahwa kita ready untuk masuk ke New Normal harus dikomandoni oleh orang yang mengerti sebab," kata Hendri.
"Para tenaga kesehatan, ahli-ahli kesehatan ini komandonya mesti dari mereka 'Oke kita start New Normal'."
Hendri menyatakan, pemerintah seharusnya tak mempertimbangkan ekonomi saat merencanakan New Normal.