Sehan Terharu Aksinya Lawan Covid Tak Sia-sia: Boltim-Sitaro Masuk Zona Hijau Corona
Hasil takkan mengkhianati proses. Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan Siau Tagulandang Biaro termasuk dari 102 daerah zona hijau
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, TUTUYAN – Hasil takkan mengkhianati proses. Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan Siau Tagulandang Biaro termasuk dari 102 daerah zona hijau di Indonesia. Boltim dan Sitaro dinyatakan terbebas dari penyebaran Coronavirus disease 2019 (Covid-19).
• Mal Siapkan Banyak Hand Sanitizer Jelang New Normal
Bupati Boltim Sehan Salim Landjar dan Bupati Sitaro Evangelien Sasingen menuai pujian dari banyak kalangan. Sehan memang termasuk Bupati paling aktif memperingatkan warga soal bahaya Covid-19. Dia turun langsung sosialisasi dengan membawa peti mati keliling wilayah Boltim.
Tak tanggung, setelah memberikan intruksi pembatasan aktivitas di Boltim pada Maret 2020, Sehan secara masif melakukan sosialisasi di atas mobil bak terbuka menggunakan alat pengeras suara.
Sehan mengatakan, sosialisasi secara langsung merupakan cara paling efektif untuk memberi pemahaman ke warga. "Saya sebagai Bupati adalah orang yang paling bertanggung jawab soal keselamatan terhadap rakyat Bolaang Mongondow Timur," ujarnya, Minggu (31/5/2020).
Bahkan video sosialisasinya tersebut viral di beberapa media sosial. Sosialisasi bahaya Covid-19 dilakukannya mulai dari pagi hingga larut malam. "Saya turun langsung demi sayang ke rakyat, jadi jaga kesehatan dan keselamatan, karena penyebaran virus ini sangat cepat. Lebih baik diam di rumah. Sayangi diri Anda dan keluarga karena virus Corona ini terlalu mudah menyerang," kata dia.
Kerja kerasnya bersama Tim Gugus Tugas Pencegahan Covid-19 membuahkan hasil. Boltim satu-satunya daerah zona hijau di Bolaang Mongondow Raya (BMR). Sehan mengaku bangga karena Kabupaten Boltim hingga kini masih berada dalam zona hijau Covid-19.
Meskipun capek harus turun sosialisasi dan membawa peti mati, namun dia tidak merasa kecewa. "Masyarakat punya kesadaran yang tinggi. Itulah yang membuat Boltim masih dalam zona hijau. Saya memberikan apresiasi kepada seluruh komponen yang turut bekerja kerja sama untuk mencegah penyebaran virus Corana. Ini harus kita pertahankan," ujarnya.
Sehan tak berhenti terus mengimbau masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan termasuk menggunakan masker, jaga jarak hingga hindari kerumunan. Bahkan rencananya, Senin 1 Juni 2020, Bupati Sehan akan kembali turun langsung sosialisasi dan edukasi pada masyarakat terkait perkembangan Covid-19.
"Kalau tidak berhalangan, tanggal 1 Juni saya akan turun lagi sosialisasi, hal ini bertujuan mengingatkan warga, jagan sampai mereka lupa bahwa Covid-19 belum berakhir. Agar warga tetap waspada dan selalu berjaga," ujarnya.
• Rusuh, 25 Kota di AS Terapkan Jam Malam
Dinas Kesehatan Boltim sempat merilis satu kasus positif Covid-19 pada Sabtu 9 Mei 2020. Berdasarkan hasil Polymerase Chain Reaction (PCR) seorang pria 28 tahun di Kecamatan Kotabunan positif-Covid 19. Namun, Minggu 17 Mei 2020, Dinkes Boltim kembali merilis, bahwa pasien yang sempat dirawat di Rumah Sakit Ratatotok, Minahasa Tenggara dinyatakan sembuh dari Covid-19.
"Kasus positif di Boltim hanya satu dan itu sudah dinyatakan sembuh, bahkan yang bersangkutan sudah dipulangkan dari rumah sakit," ucap Kepala Dinkes Boltim Eko Marsidi.
Kabupaten Kepulauan Sitaro juga masuk 102 daerah di Indonesia bebas Covid-19. Jubir Satgas Covid-19 Sitaro, dr Samuel Raule menjelaskan, keberhasilan mencegah Covid-19 merupakan dampak kebijakan yang diambil Ketua Tim Gugus Tugas, Bupati Evangelian Sasingen.
"Dimana sebelum Covid-19 mewabah di Sulut, Bupati telah menginstruksikan seluruh jajaran, untuk memperketat bahkan membatasi akses masuk keluar di seluruh pulau yakni Siau, Tagulandang dan Biaro, sembari pemerintah menyiapkan rumah singgah bagi pelaku perjalanan maupun ODP," jelasnya.
Raule mengatakan tingkat kepatuhan masyarakat, juga sangat berperan penting di sini. "Sebagaimana yang diketahui, setiap warga Sitaro yang berada diluar daerah, dilarang pulang oleh keluarga mereka. Dari sini, kita dapat melihat kepatuhan masyarakat sangat tinggi dan turut ambil andil dalam pencegahan wabah Covid-19," jelasnya.
"Pemkab juga rutin membangun koordinasi dengan seluruh jajaran, termasuk pemerintah kecamatan, kelurahan dan desa untuk memantau apakah ada orang yang sakit dan bergejala Covid-19. Jika ditemukan, maka aparat kampung dan kelurahan akan langsung membawa ke rumah sakit, serta mendata mana yang kontak erat kemudian rapid test, serta melakukan isolasi," ungkap dia.
• New Normal Segera Diterapkan, Ini Penjelasan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19
Pemkab juga terus meningkatkan penjagaan dimana setiap pelaku perjalanan itu diperiksa suhu tubuh, dan wajib melakukan isolasi, baik di rumah singgah kabupaten, atau rumah singgah di kampung. Sesuai instruksi bupati nyaris 70 persen kampung menyiapkan rumah singgah bagi warganya yang baru kembali dari luar daerah.
"Pemerintah daerah juga menyiapkan sekitar empat rumah singgah yang tersebar dua di Pulau Siau, satu di Pulau Biaro dan satu di Pulau Tagulandang, sehingga tidak ada alasan bagi pelaku perjalanan untuk tidak melakukan isolasi," tegasnya.
Raule mengatakan, rapid test dilakukan pada ODP, PDP, kontak erat risiko tinggi, pelaku perjalanan hingga tenaga medis. "Ini untuk memastikan agar seluruh warga di Sitaro benar-benar aman," ucap dia.
"Saat ini pemerintah daerah sementara melakukan berbagai kajian terkait penerapan new normal, namun keputusan itu sepenuhnya adalah wewenang kepala daerah yang saat ini sementara dikaji, dan kita masih menunggu hal tersebut," tandasnya.
Jubir Satgas Covid-19 Sulut, dr Steaven Dandel, mengapresiasi berbagai tindakan yang diambil oleh Pemerintah Boltim dan Sitaro untuk mencegah masuknya Covid-19. "Sebab itu menjadi tantangan tersendiri, terutama untuk Boltim dan Sitaro dimana mereka menjadi jalur dan perlintasan misalnya di Boltim itu merupakan jalur lintas kendaraan antar daerah. Sementara Sitaro, merupakan jalur lintas kapal ke Sangihe. Sehingga tindakan cepat, ketat dan terarah memang diperlukan untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19 di daerah itu," bebernya.
Ia mengatakan, apakah setelah masuk zona hijau, Sitaro akan segera memulai kegiatan ekonomi mereka atau tidak, itu tergantung kajian dari pemerintah daerah, kemudian berkoordinasi dengan gugus tugas. "Yang pasti masuknya dua daerah ini sebagai zona hijau, memang merupakan kabar sejuk bagi masyarakat dan pemerintah yang ada di Sulut," tandasnya.
Pengamat sosial, Dr Meike Imbar mengapresiasi Boltim dan Sitaro. Sosialisasi yang formal, elegan sampai dengan cara demonstratif dan ekstrem dari pejabat daerah yang turun langsung ke masyarakat memang efektif untuk menyadarkan masyarakat. "Dalam hal ini tidak ada yang baku dalam sosialisasi pencegahan Covid-19. Setiap pemerintah daerah dapat berkreasi dalam usahanya meyakinkan warga masyarakat tentang pentingnya menjaga jarak, menjaga kesehatan tubuh untuk menghindari penularan virus Corona," jelas Imbar kepada Tribun Manado.
Demikian sosialisasi melalui media massa untuk masyarakat perkotaan perlu terus ditingkatkan. Media massa menurut Mc Luhan merupakan perpanjangan alat indera kita, alat indera pemerintah untuk mensosialisasikan protokol pemerintah.
Media massa termasuk media sosial efektif untuk menjangkau seluruh warga masyarakat, dan jika dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah daerah dapat membuka wawasan warga tentang bahaya penularan virus Covid-19 sekaligus juga memberikan informasi yang resmi, benar mengimbangi berita hoaks di medsos.
"Last but not least, yang juga tidak kalah pentingnya adalah koordinasi, kerja sama antarinstansi pemerintah daerah untuk bahu membahu mendisiplinkan warga masyarakat untuk menjaga jarak, menghindari kerumunan, bermasker dan mencuci tangan," pungkas Imbar.
Prof Grace Kandou
Dosen Epidemiologi dari Unsrat
Bentuk Satgas hingga Lingkungan
Untuk sosialisasi promosi kesehatan sebetulnya sudah dilakukan. Namun agar lebih efektif kiranya dapat bentuk tim Satgas Pencegahan Coronavirus disease 2019 (Covid-19) hingga di tingkat lingkungan.
Dibentuk satgas sampai tingkat lingkungan ini dengan tujuan supaya bisa lebih mengedukasi masyarakat. Misalnya berupa terus mengingatkan masyarakat terkait anjuran-anjuran pemerintah, berupa menggunakan masker saat keluar rumah, tetap menjaga jarak dan rajin cuci tangan.
Selain itu, Satgas Pencegahan Covid-19 lingkungan ini, juga bisa memantau keluar masuknya warga. Sehingga bisa meminimalisir terjadi penularan dari luar. Kalau pun memang ada warga dari lingkungan lain yang datang bisa diketahui kondisi kesehatan serta tujuan masuk ke lingkungan. Serta satgas di lingkungan ini juga bisa memantau para orang dalam pemantauan (ODP) yang sedang melakukan isolasi mandiri.
Untuk itu, Satgas Covid-19 ini juga harus mengoptimalkan peran masyarkat, mulai dari kepala lingkungan, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Setidaknya pala, tokoh agama dan tokoh masyarakat, bisa terus melakukan sosialisasi minimal mengingatkan ke masyarakat. Karena paling penting itu soal pencegahan.
Sejauh ini, masih banyak warga yang kurang kesadaran akan pencegahan. Meski sejatinya pemerintah sudah melakukan upaya maksimal dalam melaksanakan promosi kesehatan. Nah, yang paling penting ini bagaimana membuat masyarkat sadar, padahal pemerintah sudah maksimal. Karena di lapangan masih banyak yang kepala batu. Seperti contoh kecil saja banyak yang keluar tidak pakai masker. Lalu soal cuci tangan apa itu sudah dilakukan. Kemudian juga terkait jaga jarak yang masih banyak yang tak peduli. (ana/drp/mjr/hem)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/sehan-landjar-444.jpg)