Update Virus Corona Dunia
Laboraturium Wuhan Akui Punya Virus Corona Sejak Desember untuk Meneliti SARS, Tapi Bukan SARS-CoV-2
Direktur laboratorium di Wuhan, Wang Yanyi mengatakan bahwa klaim AS adalah 'fabrikasi murni'.
TRIBUNMANADO.CO.ID, WUHAN - Tuduhan Amerika Serikat (AS) tentang virus corona (Covid-19) yang bocor dari lab China adalah 'frabrikasi murni'.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Institut Virologi Wuhan, Wang Yanyi.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump dan Sekretaris Negara, Mike Pompeo berulang kali mengaku curiga bahwa pandemi corona bermula dari laboratorium Wuhan.
Di sisi lain, para ilmuwan menilai SARS-CoV-2 berasal dari kelelawar dan ditularkan ke manusia melalui mamalia lainnya, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan komunitas intelijen AS mengatakan virus itu tampaknya berasal dari alam.
Direktur laboratorium di Wuhan, Wang Yanyi mengatakan bahwa klaim AS adalah 'fabrikasi murni'.
Dalam wawancara bersama CGTN pada 13 Mei itu, Wang Yanyi mengatakan bahwa pihaknya memang mengisolasi beberapa virus corona dari kelelawar.
Itu dilakukan laboratorium dalam rangka menelusuri sumber penyakit SARS. Di mana wabah ini terjadi hampir 20 tahun yang lalu, jauh sebelum Covid-19 merebak.
Wang mengatakan laboratorium itu memiliki tiga jenis virus hidup. Namun dia menegaskan tidak ada yang secara genetik dekat dengan SARS-CoV-2.
Bahkan yang terdekat hanya mencapai 79,8 persen kesamaan.
Lebih lanjut, Wang mengatakan bahwa virus corona yang menyebabkan Covid-19 terlalu berbeda dari virus yang menyebabkan SARS.
"Kita tahu bahwa seluruh genom SARS-CoV-2 hanya 80 persen mirip dengan SARS. Ini perbedaan yang jelas," kata Wang.
"Jadi, (dalam penelitian tentang SARS) mereka tidak memperhatikan virus seperti itu yang kurang mirip dengan virus SARS," jelasnya.
Laboratorium Wuhan mengatakan pertama kali menerima sampel dari virus corona yang saat itu tidak diketahui yang menyebabkan Covid-19 pada 30 Desember 2019.
Lalu para ilmuwan menentukan urutan genomnya pada 2 Januari 2020 dan mengirim informasi tentang patogen ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Januari 2020.