Update Virus Corona Indonesia
Protokol Covid-19 Harusnya Diterapkan Kini Terabaikan, Ini Potret Ramainya Pasar Jelang Idul Fitri
Sebelumnya kepadatan di Pasar Tanah Abang di tengah Pemprov DKI masih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar menjadi hangat.
Dalam kondisi penyebaran Covid-19 ini, pada awalnya masyarakat masih banyak yang merasa bahwa penyakit ini masih jauh dan tidak dekat dengan tempat tinggalnya.
Ini disebut dengan perceive susceptibility atau kerentanan apa yang dirasakan/diketahui.
Kemudian ada perceive severity, yakni bahaya atau keparahan penyakit yang dialami.
Masyarakat juga memiliki pemikiran bahwa ini adalah penyakit seperti influenza atau yang dikenal dengan sakit pilek, yang umumnya terjadi di Indonesia.

Selain itu, ada perceive benefit of action, apa manfaat yang akan didapatkan dari tindakan yang dilakukan.
Dalam masa PSBB, di mana harus bekerja, belajar, bahkan beribadah di rumah ternyata tak bisa diikuti oleh sebagian orang.
Saat pemerintah mengumumkan untuk di rumah saja, maka yang dipikirkan adalah:
"kalau tidak ke luar rumah, tidak bekerja, maka bagaimana dapat uang? Apabila tidak ada uang, bagaimana dapat makan? Kalau tidak makan, maka akan kelaparan."
Jadi, imbauan untuk berdiam di rumah, apabila tidak ditunjang kebijakan lain yang menyertai, akan sulit untuk diikuti oleh masyarakat karena keuntungan yang akan diperoleh tidak terlihat.

Ada pula yang disebut dengan perceive barrier to action, hambatan dari tindakan yang akan dilakukan.
Hambatan-hambatan yang dapat muncul didasari beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin, tempat tinggal, penilaian mengenai diri sendiri, apakah sanggup atau tidak sanggup mengatasi penyakit tersebut, ataupun keyakinan bahwa tidak akan terkena penyakit tersebut karena berbagai faktor penguat keyakinan tersebut.
Terakhir adalah cues to action, isyarat untuk melakukan tindakan.
Pada akhirnya tindakan apa yang akan diambil dan dilakukan terhadap penyakit Covid-19?
Apakah akan memeriksakan diri saat gejala muncul?
Adanya instruksi pemerintah dengan cara melakukan social disctancing bila harus ke luar rumah, berdiam di rumah, semua adalah pilihan perilaku yang akan diambil.

"Saat keyakinan tidak akan terkena penyakit dan berpikir tidak mungkin terkena, tanpa disadari kita sudah masuk ke dalam kondisi optimistic bias. Kondisi ini adalah kondisi yang meyakini bahwa diri sendiri tidak akan terkena hal-hal yang negatif atau buruk," tulis Sandi.
Oleh karena itu, apabila meninjau kondisi saat ini, maka ada baiknya bila diberikan informasi mengenai keuntungan-keuntungan apa yang akan didapatkan bila melakukan tindakan-tindakan yang dianjurkan pemerintah, dan kerugian apa yang akan diderita apabila tidak menjalankannya.
Beberapa keuntungan dengan berdiam diri di rumah.
Pertama, menjadi salah satu orang yang berjasa untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit ini.