Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Jusuf Kalla: Momen Kebangkitan Nasional untuk Lawan Covid-19 Dibutuhkan Semangat Persatuan

Jusuf Kalla mengatakan Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati tiap 20 Mei bisa menjadi momen membangun semangat persatuan khususnya melawan corona

Editor: Glendi Manengal
IST
Jusuf Kalla 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabarnya mantan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla mengatakan Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati tiap 20 Mei bisa menjadi momen membangun semangat persatuan khususnya dalam melawan Covid-19.

Terkait hal tersebut, Ia mengatakan saat ini yang dibutuhkan bukan semangat persatuan untuk merdeka dan meningkatkan nasionalisme, tetapi semangat untuk menyelamatkan Bangsa Indonesia dari penyakit Covid-19.

Menurut Kalla, tanpa bersatu, mustahil Indonesia bisa melawan Covid-19 dan hidup normal seperti sedia kala.

Perusahaan China Diberi Sanksi AS dan Melarang Lakukan Bisnis dengan Perusahaan Tiongkok

Gisel Pernah Nangis Karena Sempat Berpikir Tidak Bisa Didik Anak

China Marah AS Harus Tanggung Konsekuensinya, Mike Pompeo Beri Selamat Kepada Presiden Taiwan

"Mari kita bangkitkan semangat persatuan. Bukan persatuan untuk merdeka lagi, karena kita sudah merdeka. Bukan lagi semangat persatuan untuk meningkatkan nasionalisme karena kita sudah nasionalisme," ujar Kalla melalui video conference, Rabu (20/5/2020).
"Tapi semangat untuk menyelamatkan bangsa ini dari kesulitannya, semangat untuk menyelamatkan bangsa ini dari penyakitnya," lanjut dia.

Kalla pun meminta masyarakat menyadari virus corona tak mengenal bangsa, jabatan, dan kedudukan sosial dalam menginfeksi seseorang, sehingga siapapun bisa terjangkit.

Ia mengatakan virus corona bisa menginfeksi siapapun yang tidak waspada dan menyepelekan protokol kesehatan yang telah ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO untuk mencegah penularannya.

"Karena itulah maka semangat kebangkitan ini harus menjadi semangat yang baru. Bahwa justru kita harus menjadi bersatu untuk bangsa ini keluar daripada masalah yang krisis kesehatannya bisa menyebabkan kematian," ujar Kalla.

"Akibatnya bahkan kemudian kepada ekonomi, kepada sosial yang dapat mencederai kehidupan kebangsaan kita," lanjut Ketua Umum Palang Merah Indonesia itu.

Jusuf Kalla
Jusuf Kalla (tribunjateng/dok)

Sebelumnya Tanggapan Jusuf Kalla Soal Berdamai dengan Covid-19

Disampaikan dari Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla angkat bicara terkait ajakan Presiden Joko Widodo agar masyarakat dapat berdamai dengan Covid-19.

Terkait hal itu, Menurut Jusuf Kalla, istilah "berdamai" baru bisa dilakukan apabila kedua belah pihak sama-sama menginginkan perbaikan.

Diketahui sebelumnya Presiden Joko Widodo meminta masyarakat untuk berdamai dengan Covid-19.

"Berdamai itu kalau dua-duanya ingin berdamai. Kalau kita hanya ingin damai, tapi virusnya enggak, bagaimana?" ujar Kalla dalam diskusi Universitas Indonesia Webinar "Segitiga Virus Corona", Selasa (19/5/2020).

Di sisi lain, Kalla juga menyinggung bahwa ajakan untuk berdamai cukup kontras dengan sifat virus corona itu sendiri.

Menurut dia, keganasan virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 itu semestinya tidak bisa untuk diajak berdamai.

Apalagi, virus corona juga tidak memilih atau memilah siapa korbannya.

Untuk itu, Jusuf Kalla memandang istilah berdamai kurang tepat ketika terjadi pandemi Covid-19.

"Jadi istilah damai agak kurang pas karena damai itu harus kedua belah pihak," kata Wapres yang pernah mendampingi Jokowi pada periode 2014-2019 ini.

Kalla berasumsi ajakan berdamai tersebut sebagai dorongan agar masyarakat dapat disiplin menggunakan masker hingga rajin mencuci tangan.

"Mungkin kebiasaan kita yang harus pakai masker terus, cuci tangan terus," ucap Kalla.

"Tidak berarti kita berdamai, risikonya mati," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat hidup berdampingan dengan virus corona atau Covid-19.

Sebab, Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) menyatakan terdapat potensi bahwa virus ini tidak akan segera menghilang dan tetap ada di tengah masyarakat.

"Artinya kita harus hidup berdampingan dengan Covid-19".

Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, berdamai dengan Covid," kata Presiden seperti dikutip dari siaran pers resmi, Jumat (15/5/2020).

"Sekali lagi, yang penting masyarakat produktif, aman, dan nyaman," tutur dia.

Kepala Negara menegaskan bahwa hidup berdampingan dengan Covid-19 bukan berarti menyerah dan menjadi pesimistis.

Justru kondisi ini merupakan titik tolak menuju tatanan kehidupan baru masyarakat untuk dapat beraktivitas kembali sambil tetap melawan ancaman Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Berdampingan itu justru kita tidak menyerah, tapi menyesuaikan diri," kata Presiden Jokowi.

Untuk itu, ia menyebutkan, pemerintah akan mengatur agar kehidupan berangsur-angsur dapat kembali berjalan normal sambil melihat dan memperhatikan fakta-fakta yang terjadi di lapangan.

Nantinya, masyarakat di Indonesia bisa beraktivitas normal kembali, namun harus menyesuaikan dan hidup berdampingan dengan Covid-19.

"Keselamatan masyarakat tetap harus menjadi prioritas. Kebutuhan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini".

Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru," ucap Presiden Jokowi.

Pendeta di Kamerun Pernah Klaim Bisa Sembuhkan Pasien Virus Corona, Kini Meninggal Karena Covid-19

Tantang Provokasi China, Kapal Induk AS Theodore Roosevelt Siap Berlayar Pekan Depan

Produk dari China Tak Mau Dibeli Konsumen AS Sebaliknya Tiongkok Ogah Beli Produk Made in USA

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kalla: Yang Dibutuhkan adalah Persatuan untuk Selamatkan Bangsa dari Covid-19" dan "Jokowi Ajak Damai Covid-19, Kalla: Virusnya Enggak Mau, Bagaimana?"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved