Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Pakar Epidemiologi: Hati-hati Menyikapi soal Klaim Kasus Virus Corona yang Disebut Mulai Menurun

Kabarnya dari Pakar Epidemiolog Iqbal Elyazar menganggap publik sebaiknya berhati-hati menyikapi klaim bahwa kasus Covid-19 telah melambat.

Editor: Glendi Manengal
Tes virus Corona. - doktersehat.com
Ilustrasi 

Data tak meyakinkan karena kapasitas tes Indonesia sangat terbatas.

Di samping itu, kurva yang saat ini dipakai pemerintah juga kurang menggambarkan fakta di lapangan karena kapasitas tes Covid-19 masih sangat terbatas.

“Untuk membaca kurva harian, kita butuh jumlah pemeriksaan di situ. Selagi jumlah kasus (diklaim) kecil, kecil, kecil, karena memang tidak diperiksa atau banyak yang belum diperiksa. Misalnya di Nusa Tenggara Timur masih belasan (kasus positif Covid-19). Memang di situ bisa diperiksa berapa banyak (orang)?” tutur Iqbal.

“Malaysia sudah memeriksa 7 dari 1.000 orang. Indonesia di bawah 1".

"Seandainya Malaysia, atau Korea Selatan mengklaim bahwa tidak ada kasus baru, saya lebih yakin karena mereka sudah memeriksa lebih banyak orang,” lanjut dia.

Berdasarkan data yang dihimpun secara aktual dalam laman Worldometers pada Selasa, rasio tes Covid-19 Indonesia paling buruk di antara 3 negara lain dengan populasi terbanyak di dunia (kecuali Cina yang tak mempublikasikan data), yakni India, Amerika Serikat, dan Brazil.

Setiap 1.000 penduduk, Amerika Serikat memeriksa 29 orang, Brazil memeriksa 1,6 orang, India memeriksa 1,2 orang.

Sementara itu, Indonesia hanya mampu memeriksa 0,6 orang per 1.000 penduduk. Rasio tes Covid-19 sekecil itu setingkat dengan Namibia di Benua Afrika.

Di level ASEAN, masih dari sumber data yang sama, kapasitas tes Covid-19 Indonesia hanya sedikit lebih baik ketimbang Timor Leste dan Laos (0,5/1.000).

Iqbal menyebutkan, data untuk menyusun kurva epidemiologis sebetulnya sudah dimiliki di dinas-dinas kesehatan di tingkat daerah.
Ia menduga, para pemangku kepentingan di level pusat termasuk di Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional tengah berupaya mengintegrasikan data-data yang terpencar itu.

Harapannya, pemerintah segera dapat memublikasikan kurva epidemiologis yang berperan krusial sebagai dasar pertimbangan pengambilan kebijakan yang presisi.

“Teman-teman di bidang pemodelan sangat perlu informasi ini untuk menghitung dan memperkirakan puncak pandemi, jumlah kematian, jumlah kebutuhan ventilator, hingga jumlah tempat tidur (rumah sakit), dan dokter,” ungkap Iqbal.

“Karena dari latar belakang statistik, menggunakan pengujian berbasis data normal padahal datanya tidak normal kan kita harus mengingatkan, agar jangan pakai data itu. Sebab, kesimpulannya menjadi salah,” ujar dia.

Risma Kabulkan Pembuatan RS Karantina Pasien Covid-19 dan Minta Warga Surabaya Jadi Prioritas

Sudah Disetujui Jokowi, Perpres 60 Tahun 2020 Makin Dipastikan Jakarta Sebagai Kawasan Ekonomi

Rocky Gerung Bela Jokowi dan Justru Soroti Jubir Fadjroel Rachman, Membela dengan Cara yang Dangkal

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Epidemiolog: Hati-hati Terhadap Klaim Penurunan Kasus Covid-19..."

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved