Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Dunia

Situasi Darurat, Jepang Beri Persetujuan Jalur Cepat untuk Remdesivir Jadi Obat Covid-19

Langkah Jepang itu menyusul persetujuan oleh regulator AS pekan lalu yang mengizinkan penggunaan "Remdesivir" untuk keperluan darurat.

(POOL/REUTERS)
Satu ampul obat Ebola remdesivir ditunjukkan dalam konferensi pers di Rumah Sakit Universitas Eppendorf (UKE) di Hamburg, Jerman, 8 April 2020. Remdesivir kini sedang diuji coba untuk pengobatan Covid-19. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Keefektivan Remdesivir dalam mengobati pasien Covid-19 membuat Jepang memangkas jalur birokrasi rumit untuk menyetujui penggunaannya.

Berbicara kepada wartawan pada Jumat (08/05/2020) di Tokyo, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengukuhkan persetujuan mengenai "Remdesivir" itu oleh Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan.

Izin itu diberikan hanya dalam waktu empat hari, demikian warta Voice of America, Sabtu (09/05/2020).

Ia mengatakan produsen obat itu, Gilead Sciences, telah memberitahu bahwa pasokan "Remdesivir" akan terbatas untuk sementara waktu, sehingga pasien yang paling parah yang akan diprioritaskan.

Yoshihide Suga mengatakan Jepang sedang bekerja sama dengan Gilead untuk memastikan ketersediaan obat itu dalam jumlah yang lebih banyak agar otoritas medis dapat memperolehnya bagi semua yang memerlukannya.

Langkah Jepang itu menyusul persetujuan oleh regulator AS pekan lalu yang mengizinkan penggunaan "Remdesivir" untuk keperluan darurat.

BERIKUT Syarat yang Harus Dipenuhi Penumpang Supaya Bisa Naik Lion Air di Tengah Pandemi Corona

Obat ini tampaknya membantu sebagian pasien virus corona dapat pulih lebih cepat dalam uji klinis.

Suatu pernyataan dari Gilead menyebutkan persetujuan cepat oleh Jepang ini didasarkan pada data klinis dari uji coba yang dilakukan oleh Institut Kesehatan Nasional AS.

Jepang dan AS adalah dua negara yang sejauh ini mengizinkan penggunaan obat itu untuk pasien Covid-19.

Pakar penyakit menular terkemuka AS, Dr Anthony Fauci dari Institut Kesehatan Nasional pekan lalu mengatakan bahwa obat itu tidak menyebabkan kesembuhan total tetapi jelas menjanjikan untuk pengobatan.

Jepang masih memberlakukan situasi darurat karena virus corona, yang pekan ini diperpanjang hingga akhir Mei, meskipun tidak memberlakukan lockdown yang ketat.

AS memiliki lebih dari 1,2 juta kasus dan lebih dari 75 ribu kematian akibat virus corona, sedangkan Jepang melaporkan 15.500 kasus dan 580 kematian. (*)

75 Persen Kasus Covid dari Transmisi Lokal Sulut, Prof Grace: Ada Lonjakan Pasien

Imbauan Tidak Mudik Lewat Seni Lebih Menyentuh

Pemerintah Didesak Evaluasi PSBB: MUI Ingatkan Banyak Rakyat Kelaparan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved