Virus Corona
6 Indikator yang Menunjukan Rawannya Penyebaran Virus Corona di Indonesia
Pemerintah pertama kali mengonfirmasi kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Hingga Minggu (10/5/2020), jumlah kasus yang dikonfirmasi 14.023 kasus
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebelumnya pada 2 Maret 2020, pemerintah pertama kali mengonfirmasi kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Hingga Minggu (10/5/2020), jumlah kasus yang dikonfirmasi adalah 14.023 kasus.
Setiap hari, jumlahnya masih terus bertambah sampai sekarang.
Dari beberapa penelitian menurut ahli, Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan terhadap penyebaran virus corona baru SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.

Hal tersebut dikatakan oleh pakar epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono.
Pandu mengatakan, Indonesia bisa menjadi negara yang rawan terhadap penyebaran virus karena didorong berbagai hal. Artinya, hal ini bukan tanpa sebab.
Pandu mengatakan, Indonesia bisa menjadi negara yang rawan terhadap penyebaran virus karena disebabkan berbagai faktor pendorong transmisi. Artinya, hal ini bukan tanpa sebab.
Faktor pendorong transmisi Covid-19 di Indonesia
Faktor pendorong transmisi dapat dilihat dari berbagai indikator yang digunakan dalam perhitungan risiko transmisi berikut:
- Jumlah penduduk Indonesia mencapai sekitar 268 juta jiwa - berdasarkan data 2020 - menjadi lebih rentan terhadap penyebaran virus.
- Sementara, data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017 menunjukkan bahwa populasi yang tinggal di wilayah urban (perkotaan) mencapai 52,9 persen. Seperti diketahui wilayah urban yang padat penduduk, memiliki jumlah kasus Covid-19 yang banyak.
- Begitu juga dengan populasi yang tinggal di rumah dengan luas lantai kurang dari 8 meter persegi per kapita, terdapat sekitar 14,8 persen. (Susenas 2017).
- Angka insidensi atau terkena penyakit pneumonia berdasarkan data BPJS 2016, mencapai 1,3 per 1000. Pneumonia atau gangguan saluran pernapasan, sebelum munculnya virus Corona SARS-CoV-2 sebagai penyebab Covid-19, sudah banyak terjadi karena polusi buangan asap transportasi, asap rokok, dan lain sebagainya.
- Populasi yang bepergian atau meninggalkan rumah untuk berbagai kegiatan tahun lalu mencapai 28,2 persen.
- Populasi dengan praktek cuci tangan yang tidak benar berdasarkan data riset kesehatan dasar (riskesdas) 2018, mencapai 50,2 persen.
Pandu berkata, dari berbagai indikasi di atas, menjadikan penyebaran Covid-19 di Indoensia semakin mudah dan cepat.
Dari semua faktor-faktor risiko tersebut, Pandu dan timnya melakukan skoring untuk menunjukkan posisi risiko transmisi antara wilayah provinsi di Indonesia.
Wilayah yang berisiko memiliki transmisi paling banyak
Hasilnya, wilayah yang memiliki risiko transmisi terjadi dengan jumlah paling tinggi adalah pulau Jawa.
Berikut 10 provinsi yang paling berisiko tinggi penyebaran atau transmisi Covid-19 dapat terjadi cepat yaitu sebagai berikut:
- Jawa Barat
- Jawa Timur
- Jawa Tengah
- DKI Jakarta
- Sumatera Utara
- Banten
- Sulawesi Selatan
- Sumatera Selatan
- Riau
- Lampung
"Ini wilayah-wilayah yang paling tinggi berisiko kalau virus itu masuk ke wilayah itu, akan mudah terjadi peningkatan penularan Covid-19," kata Pandu dalam diskusi daring bertajuk Mobilitas Penduduk dan Covid-19: Implikasi Sosial, Ekonomi dan Politik pada Senin (4/5/2020).
Namun, bukan berarti wilayah atau provinsi lainnya yang tidak masuk dalam 10 tertinggi tersebut tidak berpotensi.
Pandu menegaskan bahwa potensi risiko penyebaran itu tetap ada.
Sebab, di Indonesia sudah tidak ada lagi wilayah yang tidak dijajah atau identifikasi adanya kasus positif Covid-19 ini sudah merata. Artinya semua wilayah seharusnya meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi transmisi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Indikator Kenapa Indonesia Rentan Penularan Virus Corona"